KKP Pacu Produksi Ikan Budi Daya untuk Penuhi Kebutuhan Ramadhan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) genjot produksi perikanan budi daya untuk memenuhi lonjakan permintaan selama Ramadhan dan Lebaran 2025, dengan proyeksi peningkatan produksi hingga 436 ribu ton pada Maret 2025.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah gencar meningkatkan produksi perikanan budi daya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri 2025. Langkah ini diambil sebagai antisipasi lonjakan permintaan ikan yang biasanya terjadi pada periode tersebut. Peningkatan produksi ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan stok ikan dan menstabilkan harga di pasaran.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Tb Haeru Rahayu (Tebe), mengungkapkan bahwa produksi perikanan budi daya pada bulan Maret 2025 diperkirakan meningkat sebesar 3,84 persen dibandingkan bulan Januari 2025. Hal ini menunjukkan kesiapan KKP dalam memenuhi kebutuhan nasional akan ikan selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. "Artinya dengan adanya peningkatan produksi perikanan budi daya, maka dapat dipastikan pasokan stok ikan hasil budi daya masih aman untuk memenuhi kebutuhan selama puasa Ramadan hingga menjelang lebaran Idul Fitri," jelas Dirjen Tebe dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Peningkatan produksi ini merupakan hasil dari berbagai program yang dijalankan KKP, termasuk program ekonomi biru yang fokus pada pengembangan budidaya air laut, pesisir, dan darat secara berkelanjutan. Selain itu, KKP juga memberikan bantuan langsung kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) berupa bantuan calon induk unggul, benih bermutu, pakan ikan mandiri, dan sarana serta prasarana produksi. Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan daya saing para pembudidaya ikan.
Produksi Ikan Budi Daya Meningkat Signifikan
Direktur Ikan Air Tawar KKP, Ujang Komarudin, menambahkan bahwa proyeksi produksi perikanan budi daya pada triwulan I 2025 menunjukkan tren peningkatan setiap bulannya. Pada Januari 2025, produksi mencapai sekitar 408 ribu ton, meningkat menjadi sekitar 410 ribu ton pada Februari 2025, dan diproyeksikan mencapai sekitar 436 ribu ton pada Maret 2025. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar.
Untuk memastikan kelancaran produksi dan ketersediaan stok ikan, KKP telah melakukan koordinasi intensif dengan Dinas Perikanan dan Kelautan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Kerja sama ini melibatkan penyuluh perikanan dan kelompok pembudidaya ikan untuk memastikan program berjalan efektif dan tepat sasaran. "Komoditas ikan air tawar seperti ikan nila, lele, patin dan mas masih menjadi komoditas andalan untuk hidangan menu berprotein selama Ramadhan dan Lebaran, selain ayam, telur dan daging," ungkap Ujang.
Ikan lele dan nila, khususnya, tetap menjadi pilihan utama di wilayah Indonesia Timur, seperti Maluku dan Papua, bahkan di Indonesia bagian tengah, selama bulan Ramadhan dan Lebaran. Hal ini menunjukkan tingginya permintaan dan peran penting komoditas tersebut dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat.
Budi Daya: Masa Depan Perikanan Indonesia
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya telah menyatakan bahwa budi daya merupakan masa depan sektor perikanan Indonesia. Oleh karena itu, KKP telah menyiapkan strategi untuk membangun perikanan budi daya yang berkelanjutan di wilayah pesisir, darat, dan laut. Strategi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penyediaan infrastruktur hingga peningkatan kapasitas para pembudidaya ikan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, KKP optimistis dapat memenuhi kebutuhan ikan masyarakat Indonesia selama Ramadhan dan Lebaran 2025. Peningkatan produksi perikanan budi daya ini tidak hanya menjamin ketersediaan pangan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi para pembudidaya ikan di seluruh Indonesia.
Langkah-langkah KKP ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan ikan di pasaran, sehingga masyarakat dapat menikmati hidangan ikan dengan harga terjangkau selama bulan Ramadhan dan Lebaran.