Target Produksi Ikan Lebak Tembus 10.000 Ton, Pendapatan Nelayan Meningkat!
Produksi ikan tangkap nelayan di Lebak, Banten, ditargetkan meningkat hingga 10.000 ton pada tahun 2025, berkat bantuan sarana dan pelatihan.

Nelayan di Kabupaten Lebak, Banten, optimis akan mencapai target produksi ikan tangkap hingga 10.000 ton pada tahun 2025. Target ini meningkat signifikan dari produksi tahun sebelumnya yang hanya mencapai 6.800 ton. Kenaikan ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat pesisir Kabupaten Lebak secara signifikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak, Rizal Ardiansyah, pada Jumat lalu di Lebak.
Optimisme tersebut didorong oleh berbagai bantuan yang telah diberikan kepada nelayan. Bantuan tersebut berupa sarana dan alat tangkap yang memadai. Produksi tangkapan nelayan dari Januari hingga awal Mei 2025 tercatat cukup baik, meskipun terkadang cuaca buruk mengganggu aktivitas melaut. Meskipun demikian, nelayan di 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di pesisir selatan Kabupaten Lebak tetap aktif melaut dan rata-rata menghasilkan 800-1.000 ton ikan per bulan.
Jenis ikan yang menjadi andalan nelayan Lebak mayoritas adalah ikan pelagis, antara lain tongkol, lisong, kue, tuna, cakalang, layur, tenggiri, marlin, wahoo, sarden, barakuda, layang, teri, dan kembung. Hasil tangkapan ini tidak hanya dipasok ke wilayah Banten dan Pelabuhanratu, Sukabumi, tetapi juga diekspor ke luar negeri, menandakan potensi ekonomi yang besar dari sektor perikanan di Lebak.
Peningkatan Hasil Tangkapan dan Pendapatan Nelayan
Rizal Ardiansyah memperkirakan perputaran uang dari transaksi pelelangan ikan di 11 TPI mencapai Rp30-40 miliar per bulan dengan produksi 800-1.000 ton. Pemerintah, baik dari tingkat Kementerian Perikanan, Provinsi Banten, maupun Kabupaten Lebak, terus berupaya meningkatkan produksi perikanan melalui berbagai program bantuan. Bantuan tersebut meliputi penyediaan kapal, jaring, kompas, pembangunan pelabuhan higienis, serta pelatihan dan bimbingan teknis, termasuk pelatihan keselamatan untuk mencegah kecelakaan laut.
"Kami komitmen untuk meningkatkan produksi tangkapan guna mendukung swasembada pangan khususnya ikan tangkap," tegas Rizal, alumni Fakultas Perikanan IPB. Hal senada disampaikan oleh Yanto (55), seorang nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun. Ia merasakan peningkatan hasil tangkapan yang signifikan. Sebelumnya, ia hanya mendapatkan sekitar 500 kilogram ikan dalam sekali melaut, namun kini bisa mencapai 1,5 ton dalam tiga hari.
Peningkatan ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain memasuki musim panen ikan tongkol, lisong, layur, kue, tuna, cumi, dan teri, serta kondisi cuaca yang mendukung dan melimpahnya populasi ikan. Dengan peningkatan hasil tangkapan, pendapatan Yanto juga meningkat drastis. "Kami tiga hari melaut bisa pulang ke rumah membawa uang Rp2,5 juta dari sebelumnya Rp500 ribu," ujarnya.
Ujang (45), seorang nelayan tradisional di TPI Bayah, juga merasakan dampak positif dari peningkatan hasil tangkapan. Ia kini mampu mendapatkan hingga 300 kilogram ikan dalam sekali melaut, dibandingkan dengan hanya 70 kilogram sebelumnya. Pendapatannya pun meningkat dari Rp350 ribu menjadi Rp1,5 juta dalam dua hari melaut. "Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dengan adanya peningkatan hasil tangkapan itu," kata Ujang.
Dukungan Pemerintah dan Tantangan Ke Depan
Program bantuan dari pemerintah terbukti efektif dalam meningkatkan produksi dan pendapatan nelayan di Lebak. Namun, keberhasilan ini juga perlu diimbangi dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan laut dan keberlanjutan sumber daya ikan. Penting untuk memastikan bahwa peningkatan produksi tidak dilakukan dengan cara yang merusak lingkungan atau mengancam keberlanjutan populasi ikan di masa mendatang. Selain itu, perlu juga diperhatikan aspek keselamatan nelayan agar mereka dapat melaut dengan aman dan nyaman.
Target produksi 10.000 ton ikan pada tahun 2025 merupakan tantangan besar namun realistis. Dengan dukungan pemerintah yang berkelanjutan, peningkatan kesadaran nelayan akan pentingnya pengelolaan sumber daya perikanan yang berkelanjutan, dan kondisi alam yang mendukung, target tersebut berpotensi tercapai. Keberhasilan ini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat pesisir Kabupaten Lebak dan kesejahteraan nelayan.