Perikanan Indonesia Jaga Stok Ikan Jelang Lebaran: Antisipasi Lonjakan Permintaan
PT Perikanan Indonesia menerapkan strategi jaga stok ikan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama Ramadhan dan Lebaran, memastikan ketersediaan dan stabilitas harga.

PT Perikanan Indonesia, bagian dari ID FOOD, mengambil langkah strategis untuk mengamankan ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga ikan menjelang Idul Fitri. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kelangkaan dan kenaikan harga yang tidak wajar pada komoditas perikanan selama Ramadan, di mana permintaan masyarakat meningkat tajam. Hal ini telah dikonfirmasi oleh Direktur Operasional PT Perikanan Indonesia, Fajar Widisasono, dalam sebuah pernyataan di Surabaya pada Kamis, 13 Maret.
Peningkatan permintaan ikan diperkirakan akan terjadi mulai H-7 Ramadhan hingga H+3 Lebaran. Hal ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan masyarakat akan ikan sebagai lauk pauk selama sahur, berbuka puasa, dan perayaan Idul Fitri. Untuk memenuhi kebutuhan ini, PT Perikanan Indonesia telah menerapkan berbagai strategi untuk menjaga pasokan ikan tetap stabil.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh PT Perikanan Indonesia untuk memastikan ketersediaan ikan tetap terjaga. Upaya tersebut meliputi peningkatan produksi, optimalisasi pengoperasian kapal, dan penyerapan hasil tangkapan nelayan. Kolaborasi dengan berbagai pihak juga menjadi kunci keberhasilan strategi ini.
Langkah Strategis PT Perikanan Indonesia
PT Perikanan Indonesia menggencarkan produksi ikan di seluruh cabang di Indonesia dengan memaksimalkan operasional kapal penangkap ikan. Perusahaan juga meningkatkan penyerapan hasil tangkapan nelayan (offtake), khususnya di perairan Bitung dan Simeulue. Langkah ini merupakan upaya konkret untuk memenuhi lonjakan permintaan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Selain itu, perusahaan juga memanfaatkan fasilitas Cold Storage yang tersebar di berbagai wilayah operasional sebagai buffer stock. Cold Storage ini berfungsi untuk mengatasi fluktuasi permintaan dan pasokan, memastikan ketersediaan ikan tetap terjaga meskipun permintaan meningkat signifikan. Ini merupakan strategi penting dalam menjaga stabilitas harga.
PT Perikanan Indonesia juga berkomitmen menjaga kualitas produk perikanan dari hulu hingga hilir. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui sertifikasi Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Unit Muara Baru, Jakarta. Sertifikasi ini menjamin standar mutu fasilitas dan sarana pengolahan ikan terpenuhi.
Kolaborasi dan Kemitraan
Dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga ikan, PT Perikanan Indonesia juga menjalin kolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Kolaborasi ini mencakup pengelolaan pelabuhan perikanan di Indonesia. Kerjasama ini sangat penting untuk memastikan kelancaran distribusi ikan dari nelayan hingga ke konsumen.
Lebih lanjut, PT Perikanan Indonesia juga bermitra dengan tiga perusahaan asing dan lokal, yaitu AST Oceanics, International Marine Development Investment Co., Ltd, dan PT Nusantara Resour Sinergi (Haitai Group). Kemitraan ini diharapkan dapat mendorong terobosan bisnis perikanan dan mendukung ketahanan pangan nasional. Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memaksimalkan sarana dan prasarana perikanan.
Data produksi dan stok ikan PT Perikanan Indonesia menunjukkan hasil yang signifikan. Pada periode Januari 2024-Februari 2025, perusahaan berhasil menyerap 6.256 ton ikan, termasuk tuna, bandeng, cakalang, cumi, gurita, kembung, layang, sotong, dan tongkol. Pada 28 Februari, stok ikan di Cold Storage mencapai 212 ton, tersebar di berbagai wilayah seperti Ambon, Bacan, Bitung, Belawan, Brondong, Pekalongan, Jakarta, Sorong, dan Makassar.
Semua upaya ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga ikan selama Ramadhan dan Lebaran, mendukung ketahanan pangan nasional, dan menjamin akses masyarakat terhadap komoditas penting ini. Dengan kolaborasi dan strategi yang tepat, PT Perikanan Indonesia berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan selama periode tersebut.