KPA Kota Jayapura Perangi Penyebaran HIV/AIDS: Strategi Penguatan Komunitas dan Literasi Digital
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura gencar menekan angka HIV/AIDS dengan strategi penguatan komunitas peduli AIDS dan literasi digital, hadapi tantangan prostitusi online.

Jayapura, 19 Januari 2024 - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jayapura, Papua, terus berupaya menurunkan angka penyebaran HIV/AIDS yang mencapai 8.145 kasus. Sasaran utama KPA adalah kelompok produktif usia 15-40 tahun, yang menjadi mayoritas penderita. Upaya ini difokuskan pada penguatan komunitas peduli HIV/AIDS dan edukasi publik.
Salah satu strategi kunci yang dijalankan KPA Kota Jayapura adalah melibatkan lembaga keagamaan dalam kampanye pencegahan. Selain itu, KPA juga memperkuat peran serta komunitas yang selama ini aktif dalam penanganan HIV/AIDS. Kolaborasi ini diyakini mampu menjangkau lebih banyak individu dan kelompok rentan.
Sekretaris KPA Kota Jayapura, Binton Nainggolan, menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kasus HIV/AIDS. Prostitusi online dan pergaulan bebas menjadi tantangan besar dalam upaya pencegahan. Sulitnya identifikasi potensi infeksi akibat prostitusi online menjadi kendala utama.
"Dengan maraknya prostitusi online, kami kesulitan mengidentifikasi potensi infeksi HIV," ujar Nainggolan. Tantangan ini menuntut strategi yang lebih inovatif dan efektif untuk menjangkau kelompok yang terpapar risiko tinggi.
KPA Kota Jayapura menyadari pentingnya literasi digital dalam konteks pencegahan HIV/AIDS. Kemudahan akses internet dan informasi juga berpotensi meningkatkan penyebaran informasi yang salah atau tidak akurat tentang HIV/AIDS. Oleh karena itu, edukasi tentang penggunaan internet yang bertanggung jawab dan bijak menjadi fokus utama.
"Kami berharap orang tua berperan aktif dalam mengawasi anak-anak dan memberikan pengetahuan tentang penggunaan internet yang positif," tambah Nainggolan. Pentingnya kontrol orang tua dan edukasi digital untuk mencegah anak muda terpapar informasi negatif terkait HIV/AIDS sangat ditekankan.
KPA Kota Jayapura menekankan pentingnya literasi digital yang baik untuk memahami informasi yang akurat tentang HIV/AIDS. Kurangnya literasi digital dikhawatirkan menyebabkan anak muda rentan terhadap informasi yang salah atau menyesatkan, sehingga upaya pencegahan menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, peningkatan literasi digital menjadi bagian integral dalam strategi KPA.
Sebagai kesimpulan, upaya KPA Kota Jayapura dalam menekan angka penyebaran HIV/AIDS melibatkan berbagai strategi, mulai dari penguatan komunitas, kerjasama dengan lembaga keagamaan, hingga edukasi literasi digital. Tantangan seperti prostitusi online tetap menjadi fokus utama yang membutuhkan solusi inovatif dan kolaborasi yang lebih luas.