KPAI Desak Ekshumasi Korban Tewas Pentas Seni SMK Padalarang
KPAI mendorong ekshumasi korban meninggal dalam pentas seni SMK Padalarang untuk mengungkap penyebab kematian yang sebenarnya dan memberikan pembinaan pada sekolah terkait keselamatan siswa.

Seorang siswa SMK di Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, berinisial MDR (17) meninggal dunia pada Kamis (20/2) setelah terlibat dalam sebuah pentas seni sekolah yang bertemakan kenakalan remaja. Kejadian ini melibatkan penggunaan gunting asli sebagai properti dan berujung pada tragedi yang merenggut nyawa MDR. Pentas seni tersebut merupakan agenda tahunan sebagai bagian dari ujian praktik siswa kelas 12.
Menanggapi insiden ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak dilakukannya ekshumasi terhadap jenazah MDR. Anggota KPAI, Diyah Puspitarini, menyatakan bahwa ekshumasi diperlukan untuk mengungkap secara pasti penyebab kematian dan menghindari spekulasi. "Mengimbau Polres Cimahi agar kasus tetap berproses, dan jika dimungkinkan untuk adanya ekshumasi agar semakin jelas penyebab meninggalnya anak sehingga tidak ada spekulatif dan menjadi penjelas dalam kasus ini," ujar Diyah.
Selain itu, KPAI juga menyerukan agar pihak berwenang menyelidiki lebih lanjut terkait prosedur keamanan dan pengawasan dalam pentas seni tersebut. Kejadian ini menyoroti pentingnya penerapan protokol keselamatan yang ketat dalam kegiatan sekolah, terutama yang melibatkan potensi bahaya.
Desakan Ekshumasi dan Pembinaan Sekolah
Diyah Puspitarini menekankan pentingnya proses hukum yang transparan dan menyeluruh dalam kasus ini. Ekshumasi, menurutnya, akan memberikan gambaran yang lebih jelas terkait penyebab kematian MDR. Hal ini penting untuk memastikan keadilan bagi korban dan keluarganya. KPAI juga meminta agar video kejadian tidak disebarluaskan untuk menghormati korban dan mencegah pelanggaran perlindungan identitas anak serta Undang-undang ITE.
Selain mendesak ekshumasi, KPAI juga mengimbau Dinas Pendidikan Kota Cimahi dan Provinsi Jawa Barat untuk memberikan pembinaan kepada SMK tersebut mengenai safeguarding di lingkungan sekolah. Pembinaan ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keselamatan siswa selama kegiatan sekolah. "Dan upaya penyelesaian persoalan di sekolah dengan lebih baik dan mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak," tambah Diyah.
KPAI juga meminta Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), dan Dinas Sosial Kota Cimahi untuk segera turun tangan membantu penyelesaian kasus ini. Perhatian khusus diberikan pada pemulihan trauma bagi siswa lain yang menyaksikan kejadian tersebut, serta dukungan bagi keluarga korban.
Peran Gunting Asli dalam Adegan Kekerasan
Dalam pentas seni tersebut, terdapat adegan kekerasan yang melibatkan MDR. Yang memprihatinkan, properti yang digunakan dalam adegan tersebut adalah gunting asli, bukan properti panggung yang aman. Penggunaan gunting asli ini dinilai sebagai kelalaian yang fatal dan menjadi salah satu faktor penyebab tragedi tersebut. Kejadian ini menjadi sorotan penting tentang pentingnya penggunaan properti yang aman dan sesuai standar dalam kegiatan pentas seni sekolah.
Kejadian ini juga mempertanyakan pengawasan dan prosedur keselamatan yang diterapkan dalam pentas seni tersebut. Pertanyaan muncul mengenai apakah ada pengawasan yang memadai terhadap penggunaan properti berbahaya dan apakah ada pelatihan keselamatan bagi para siswa yang terlibat. Kejelasan mengenai hal ini sangat krusial untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Penting untuk ditekankan bahwa pentas seni ini merupakan bagian dari ujian praktik siswa kelas 12 untuk syarat kelulusan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah dan seharusnya telah direncanakan dan diawasi dengan sangat hati-hati.
Kesimpulan
Kasus meninggalnya MDR dalam pentas seni SMK di Padalarang menyoroti pentingnya keselamatan dan pengawasan dalam kegiatan sekolah. KPAI mendorong ekshumasi untuk mengungkap penyebab kematian, serta meminta pembinaan bagi sekolah dan dukungan bagi keluarga korban dan siswa yang trauma. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya penerapan prosedur keselamatan yang ketat dan penggunaan properti yang aman dalam semua kegiatan sekolah.