Kualitas Udara Jakarta Sedang, Peringkat 63 Dunia
Pemantauan kualitas udara Jakarta pada Senin pagi menunjukkan kategori sedang dengan peringkat ke-63 dunia, meski tak berdampak signifikan pada kesehatan manusia dan hewan.

Pagi ini, kualitas udara Jakarta terpantau sedang, berdasarkan data IQAir pukul 04.00 WIB. Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai angka 69, menempatkan Jakarta di peringkat ke-63 dunia dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk. Informasi ini tentu menarik perhatian kita untuk melihat lebih dalam kondisi udara Ibu Kota.
Data IQAir menunjukkan angka partikel halus (PM2.5) sebagai faktor yang perlu diperhatikan. Sebagai perbandingan, Dhaka, Bangladesh, menempati posisi terburuk dengan AQI 280, diikuti Sarajevo dan Bishkek. Perlu dipahami bahwa peringkat ini menunjukkan posisi relatif, bukan satu-satunya indikator kualitas udara secara menyeluruh.
Di sisi lain, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta juga melaporkan kualitas udara Jakarta dalam kategori sedang. Laporan ini konsisten dengan temuan IQAir, menegaskan bahwa kondisi udara saat ini masih dalam batas aman bagi kesehatan manusia dan hewan. Meskipun demikian, dampaknya terhadap tumbuhan sensitif dan estetika lingkungan tetap perlu diperhatikan.
Beberapa wilayah di Jakarta menunjukkan angka AQI yang bervariasi. Bundaran HI mencatat 45, Kelapa Gading 51, Jagakarsa 59, Kebon Jeruk 45, dan Lubang Buaya 42. Perbedaan angka ini menunjukkan fluktuasi kualitas udara di berbagai lokasi, menegaskan pentingnya pemantauan yang terus menerus dan menyeluruh.
Kategori 'sedang' dalam kualitas udara berarti tidak menimbulkan risiko kesehatan langsung bagi manusia dan hewan. Namun, penting untuk diingat bahwa paparan jangka panjang terhadap udara yang kurang bersih tetap dapat berdampak negatif pada kesehatan. Oleh karena itu, kewaspadaan tetap diperlukan.
Kesimpulannya, kualitas udara Jakarta pagi ini tergolong sedang. Meskipun peringkat global menunjukkan posisi ke-63, data lokal menunjukkan kondisi yang masih aman untuk kesehatan manusia dan hewan. Namun, perlu pemantauan berkelanjutan dan upaya untuk menjaga kualitas udara tetap baik demi kesehatan warga dan lingkungan.