Kupang Jadi Percontohan: YAICI-Aisyiyah Berantas Stunting dengan Edukasi Gizi Balita
YAICI dan Aisyiyah gandeng tangan cegah stunting di Kupang, NTT, dengan program edukasi gizi dan pendampingan ibu dan balita, serta kampanye bahaya konsumsi kental manis.
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi lokasi percontohan program edukasi dan pendampingan gizi bagi ibu dan balita. Program ini digagas oleh Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dan Aisyiyah untuk mengatasi masalah stunting yang masih tinggi di daerah tersebut. Kegiatan ini diawali dengan edukasi kepada 24 ibu dan balita pada Sabtu lalu, dan akan berlanjut dengan pendampingan selama tiga bulan ke depan.
Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang gizi seimbang bagi balita, serta bahaya konsumsi kental manis yang berlebihan. Para kader yang telah disiapkan akan mendampingi para ibu dalam proses memasak dan penyiapan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi. Program ini diharap mampu mencegah pemberian kental manis pada balita, mengingat tingginya kandungan gula yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.
Menurut Ketua Pimpinan Daerah (PD) Aisyiyah Kota Kupang, Suwaidah Kapa, program ini akan dipantau secara ketat untuk melihat dampaknya. Pendampingan intensif selama tiga bulan diharapkan dapat memberikan perubahan signifikan dalam pola asuh dan gizi anak. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menekan angka stunting di Indonesia.
Edukasi Gizi dan Bahaya Kental Manis
Edukasi yang diberikan mencakup materi tentang pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan balita, serta bahaya konsumsi kental manis yang berlebihan. Ahli gizi dari Puskesmas Oesapa Kota Kupang, Yenny Haning, menjelaskan bahwa banyak ibu yang belum memahami bahaya kental manis bagi anak. “Kalau kental manis itu kan kandungan gulanya sangat tinggi, sehingga berbahaya jika anak-anak minumnya sehari lebih dari dua gelas,” jelas Yenny. Konsumsi kental manis yang berlebihan, ditambah dengan jajanan dan minuman manis lainnya, dapat menyebabkan penumpukan gula dan berisiko memicu diabetes pada anak.
Yenny juga memberikan contoh-contoh makanan sehat untuk anak dan mengajarkan cara memasak MPASI yang tepat. Ia menekankan pentingnya memberikan makanan bergizi dan bervariasi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Materi edukasi ini diharapkan dapat mengubah persepsi dan kebiasaan para ibu dalam memberikan makanan kepada anak-anak mereka.
Salah satu peserta edukasi, Ance Manobe, seorang ibu rumah tangga dengan 10 anak, mengaku terkejut mengetahui bahaya kental manis. Ia sebelumnya memberikan kental manis kepada anaknya karena alasan ekonomi. “Saya baru sadar bahwa kental manis itu tidak baik buat anak-anak khususnya bagi anaknya,” ujarnya. Setelah mengikuti edukasi, Ance berjanji akan menghentikan pemberian kental manis kepada anak-anaknya dan beralih ke makanan yang lebih sehat.
Pendampingan Kader untuk Perubahan Berkelanjutan
Program ini tidak hanya berhenti pada edukasi, tetapi juga mencakup pendampingan berkelanjutan oleh kader-kader yang telah dilatih. Para kader akan mengunjungi rumah-rumah peserta untuk memberikan bimbingan dan dukungan dalam menerapkan pola makan sehat bagi balita. Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa informasi dan pengetahuan yang telah diberikan dapat diterapkan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem pendampingan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam upaya pencegahan stunting. Dengan adanya dukungan dan bimbingan berkelanjutan, para ibu akan lebih percaya diri dalam memberikan makanan bergizi kepada anak-anak mereka. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak, serta menurunkan angka stunting di Kota Kupang.
Program percontohan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia dalam upaya pencegahan stunting. Dengan pendekatan edukasi dan pendampingan yang komprehensif, diharapkan dapat tercipta perubahan perilaku yang berkelanjutan dalam pola asuh dan gizi anak.
Keberhasilan program ini akan diukur dari perubahan perilaku ibu dalam memberikan makanan kepada balita, serta penurunan angka stunting di Kota Kupang. Data dan evaluasi yang terukur akan menjadi acuan dalam penyempurnaan program dan replikasi di daerah lain.
Kesimpulan
Kerja sama YAICI dan Aisyiyah dalam program edukasi dan pendampingan gizi di Kota Kupang merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan stunting. Dengan pendekatan holistik yang memadukan edukasi, demonstrasi praktik, dan pendampingan berkelanjutan, program ini berpotensi besar untuk menciptakan perubahan positif dan berkelanjutan dalam pola asuh dan gizi anak di Indonesia.