KUR NTT Capai Rp917,40 Miliar di 2025, Dorong UMKM di Bumi Flobamora
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga April 2025 mencapai Rp917,40 miliar untuk 21.557 debitur, didominasi sektor perdagangan dan Bank BRI.

Kemenkeu melaporkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mencapai angka yang signifikan hingga akhir April 2025. Total penyaluran KUR mencapai Rp917,40 miliar, memberikan manfaat bagi 21.557 debitur di seluruh provinsi kepulauan ini. Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi NTT Kemenkeu, Catur Ariyanto Widodo, dalam jumpa pers di Kupang.
Penyaluran KUR ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Data tersebut diungkapkannya saat menjelaskan perkembangan fiskal regional NTT pada periode Januari-April 2025. Rincian penyaluran KUR ini memberikan gambaran yang lebih detail tentang sektor dan wilayah mana yang paling banyak diuntungkan.
Distribusi KUR di NTT tidak merata, dengan beberapa wilayah dan sektor usaha mendapatkan porsi yang lebih besar. Hal ini menunjukkan adanya potensi untuk pengembangan program KUR ke depannya agar dapat menjangkau lebih banyak pelaku UMKM di seluruh wilayah NTT.
Dominasi Bank BRI dan Skema Mikro dalam Penyaluran KUR NTT
Bank BRI menjadi penyalur KUR terbesar di NTT, dengan total penyaluran mencapai Rp747,66 miliar. Hal ini menunjukkan peran penting BRI dalam mendukung perkembangan UMKM di daerah tersebut. Sementara itu, skema KUR mikro menjadi skema dengan penyaluran terbesar, mencapai Rp646,12 miliar, menunjukkan fokus program pada UMKM yang berskala kecil.
Kota Kupang menjadi wilayah dengan penyaluran KUR tertinggi, mencapai Rp103,55 miliar untuk 1.326 debitur. Posisi kedua ditempati oleh Kabupaten Ende dengan penyaluran Rp77,14 miliar untuk 2.151 debitur. Perbedaan penyaluran ini menunjukkan adanya disparitas akses pembiayaan di berbagai wilayah NTT.
Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi sektor yang paling banyak menerima penyaluran KUR, mencapai 55,06 persen dari total penyaluran. Hal ini menunjukkan kontribusi signifikan sektor perdagangan terhadap perekonomian NTT.
Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di NTT: Realisasi dan Distribusi
Selain KUR, pemerintah juga menyalurkan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di NTT. Hingga 30 April 2025, realisasi penyaluran UMi mencapai Rp0,53 miliar untuk 50 debitur. PT Pegadaian menjadi lembaga penyalur terbesar dengan total Rp0,48 miliar untuk 41 debitur.
Penyaluran UMi terbesar terkonsentrasi di Kabupaten Flores Timur, mencapai Rp0,14 miliar untuk 12 debitur. Data ini menunjukkan bahwa program UMi masih perlu ditingkatkan jangkauannya untuk menjangkau lebih banyak pelaku UMKM ultra mikro di NTT.
Meskipun angka penyaluran UMi masih relatif kecil dibandingkan dengan KUR, program ini tetap penting sebagai upaya untuk memberdayakan pelaku usaha yang sangat mikro dan memiliki akses terbatas terhadap pembiayaan.
Secara keseluruhan, data penyaluran KUR dan UMi di NTT menunjukkan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan UMKM di provinsi tersebut. Namun, perlu adanya strategi yang lebih terarah untuk memastikan pemerataan akses pembiayaan dan peningkatan jangkauan program ke seluruh wilayah dan sektor usaha di NTT.