Latihan Gabungan Bakamla RI dan Penjaga Pantai Jepang Perangi Pembajakan
Penjaga Pantai Indonesia (Bakamla) dan Jepang menggelar latihan gabungan di Jakarta untuk meningkatkan pertahanan bersama melawan pembajakan, menunjukkan hubungan bilateral yang kuat dan komitmen menjaga keamanan maritim regional.
Penjaga Pantai Indonesia (Bakamla) dan Penjaga Pantai Jepang baru saja menyelesaikan latihan gabungan untuk memperkuat pertahanan melawan serangan bajak laut. Kerja sama ini ditandai dengan kunjungan Penjaga Pantai Jepang ke Bakamla di Dermaga JICT, Jakarta Utara, pada Rabu, 22 Januari 2024.
Latihan gabungan yang berlangsung hingga 26 Januari ini melibatkan simulasi serangan bajak laut dan pertukaran pengetahuan antar personil. Bakamla mengerahkan kapal Pulau Marore, sementara Penjaga Pantai Jepang menggunakan kapal Settsu. Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan kedua negara dalam menghadapi ancaman nyata di laut.
Sekretaris Bakamla, Laksamana Muda Samuel Kowaas, menekankan bahwa kerja sama ini mencerminkan hubungan baik Indonesia dan Jepang. Ia juga menyoroti kerja sama jangka panjang antara kedua lembaga, termasuk pelatihan bersama dan pertukaran pendidikan personil. Tujuan utama latihan ini adalah memperkuat kemampuan pertahanan maritim Indonesia dan meningkatkan hubungan bilateral.
Wakil Komandan Operasi Penjaga Pantai Jepang, Kanosue Hiroaki, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama yang telah terjalin. Ia berharap kerja sama ini semakin mendalam, mengingat kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam keamanan maritim. Hal senada disampaikan oleh Kapten Satuan Tugas Anti-Pembajakan Penjaga Pantai Jepang, Nagasaki, yang menekankan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan Bakamla dalam menangani kejahatan di laut.
Sebagai bagian dari latihan, tim khusus dari Jepang, Mobile Cooperation Team (MCT), memberikan pelatihan kepada personil Bakamla dalam menangani kejahatan di laut, khususnya dalam hal penangkapan pelaku kejahatan. Kehadiran MCT menandai misi ke-13 kapal Penjaga Pantai Jepang ke Indonesia, dari total 50 pengerahan ke Asia Tenggara sejak tahun 2000.
Nagasaki juga memuji keberhasilan Indonesia dalam menangani beberapa kejahatan di laut. Ia menambahkan bahwa pemerintah Jepang ingin wilayah maritim di Asia Tenggara aman dan bebas dari ancaman. Latihan gabungan ini menunjukkan komitmen nyata kedua negara dalam menjaga keamanan laut dan kerjasama regional yang lebih erat.
Kerja sama ini bukan hanya tentang latihan militer, tetapi juga tentang pertukaran pengetahuan dan pengalaman. Dengan berbagi strategi dan taktik, kedua negara dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi tantangan keamanan maritim bersama. Hal ini menunjukkan pentingnya kerjasama internasional dalam menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan yang strategis ini.