Layanan Haji Optimal Meski Jemaah Di Makkah Berbasis Syarikah
Kementerian Agama memastikan layanan haji tetap optimal meskipun penginapan jemaah di Makkah kini dikelompokkan berdasarkan syarikah, bukan kloter, demi efisiensi dan profesionalisme layanan.

Jakarta, 12 Mei 2024 - Kementerian Agama (Kemenag) memberikan jaminan layanan haji tetap optimal bagi seluruh jemaah, meskipun terdapat perubahan sistem penginapan di Makkah. Sejak tahun 2022, sistem penginapan berbasis geografis telah beralih ke sistem berbasis syarikah. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme layanan haji.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis Hanafi, menjelaskan dalam konferensi pers daring bahwa sistem berbasis syarikah memfokuskan tanggung jawab layanan pada perusahaan penyelenggara haji (syarikah). Hal ini dinilai mempermudah pengendalian dan koordinasi, serta mempercepat respon terhadap permasalahan di lapangan. "Sistem ini memastikan tanggung jawab layanan lebih terfokus, lebih profesional oleh perusahaan. Kemudian juga memperjelas sistem koordinasi pelaporan," ujar Muchlis.
Konsekuensi dari sistem ini adalah jemaah menginap di hotel-hotel yang berbeda berdasarkan syarikah masing-masing. Namun, Kemenag memastikan hal ini tidak mengurangi kualitas dan kuantitas layanan yang diberikan. Muchlis menambahkan, "Kalau ada sedikit menimbulkan kurang nyaman, mudah-mudahan dengan berjalannya waktu dan dengan mereka fokus beribadah, dengan layanan dukungan yang kita berikan, mudah-mudahan semakin memberikan kenyamanan."
Sistem Syarikah untuk Efisiensi Layanan Haji
Perubahan sistem ke basis syarikah ini, menurut Kemenag, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan haji, terutama pada puncak musim haji. Aspek-aspek penting seperti transportasi, mobilisasi, dan konsumsi jemaah akan lebih terkelola dengan baik. Sistem ini dianggap sebagai langkah tepat untuk memberikan pelayanan yang menyeluruh dan prima kepada jemaah.
Muchlis menekankan pentingnya keamanan dan kenyamanan jemaah. "Mereka tentu ingin agar layanan yang diberikan itu adalah layanan yang prima. Jamaah itu aman, nyaman, dan yang terpenting adalah keselamatan jamaah," tegasnya. Kemenag juga memastikan pengawasan ketat terhadap seluruh proses layanan haji oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Meskipun penginapan dikelompokkan berdasarkan syarikah, Kemenag memastikan kepulangan jemaah tetap berdasarkan kloter. Hal ini dilakukan untuk menjaga integrasi data dengan imigrasi dan kenyamanan psikologis jemaah. "Kita harapkan juga ini kembali memberikan kenyamanan kepada jemaah, terutama mereka yang sejak awal itu berangkat dalam satu rombongan. Jadi kalau pulang bareng itu kan secara psikologis mereka bisa lebih nyaman lagi," jelas Muchlis.
Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Sistem Syarikah
Sistem syarikah dalam penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan layanan. Dengan memfokuskan tanggung jawab pada masing-masing syarikah, diharapkan setiap jemaah mendapatkan layanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini juga memudahkan pengawasan dan evaluasi kinerja dari pihak Kemenag.
Meskipun ada perubahan sistem, Kemenag berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan haji. Berbagai upaya dilakukan untuk memastikan jemaah mendapatkan pengalaman ibadah haji yang aman, nyaman, dan berkesan. Kemenag juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kelancaran penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya.
Dengan sistem syarikah, diharapkan pengelolaan layanan haji menjadi lebih terstruktur dan terarah. Setiap syarikah bertanggung jawab penuh atas layanan yang diberikan kepada jemaah yang berada di bawah naungannya. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir terjadinya permasalahan dan meningkatkan kepuasan jemaah.
Ke depannya, Kemenag akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap sistem penyelenggaraan ibadah haji agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh jemaah Indonesia. Komitmen untuk memberikan layanan prima dan memastikan keselamatan jemaah tetap menjadi prioritas utama.