Layanan Haji Tetap Optimal Meski Jamaah Di Makkah Dikelompokkan Berdasarkan Syarikah
Kemenag pastikan layanan haji tetap optimal meskipun jamaah di Makkah dikelompokkan berdasarkan syarikah, bukan kloter, demi efisiensi dan kenyamanan.

Kementerian Agama (Kemenag) memberikan klarifikasi terkait sistem penginapan jamaah haji di Makkah. Meskipun jamaah kini dikelompokkan berdasarkan syarikah (perusahaan penyelenggara haji) dan bukan lagi berdasarkan kloter, Kemenag memastikan layanan tetap optimal dan jamaah tetap mendapatkan pelayanan terbaik. Hal ini disampaikan Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis Hanafi, dalam konferensi pers daring pada Senin, 12 Mei 2023.
Perubahan sistem ini merupakan bagian dari transformasi sistem haji yang dimulai sejak tahun 2022. Sistem berbasis geografis digantikan dengan sistem berbasis syarikah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan profesionalisme dalam pengelolaan layanan haji. Dengan sistem ini, tanggung jawab layanan lebih terfokus pada syarikah yang bersangkutan, sehingga diharapkan respon terhadap permasalahan di lapangan dapat lebih cepat dan efektif.
Muchlis Hanafi menjelaskan bahwa salah satu konsekuensi dari sistem baru ini adalah jamaah menginap di hotel-hotel yang berbeda sesuai dengan syarikah masing-masing. Namun, ia menegaskan bahwa hal ini tidak mengurangi kualitas dan kuantitas layanan yang diberikan kepada jamaah. Kemenag berupaya memastikan kenyamanan jamaah tetap terjaga, meskipun ada penyesuaian sistem.
Sistem Syarikah untuk Efisiensi Layanan Haji
Sistem berbasis syarikah ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan haji, terutama pada puncak musim haji. Pengelolaan transportasi, mobilisasi jamaah, dan konsumsi makanan akan lebih terarah dan terkoordinasi dengan baik. Hal ini diharapkan dapat memastikan setiap jamaah mendapatkan haknya secara optimal. Menurut Muchlis Hanafi, sistem syarikah merupakan langkah tepat untuk memberikan pelayanan haji yang menyeluruh dan prima.
Pihak Kemenag berkomitmen untuk mengawasi secara ketat proses layanan yang diberikan oleh setiap syarikah. "Mereka tentu ingin agar layanan yang diberikan itu adalah layanan yang prima. Jamaah itu aman, nyaman, dan yang terpenting adalah keselamatan jamaah," ujar Muchlis Hanafi. Pengawasan langsung dilakukan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Meskipun penginapan jamaah berdasarkan syarikah, proses kepulangan jamaah ke Indonesia tetap berdasarkan kloter. Hal ini dilakukan untuk menjaga integrasi data dengan imigrasi dan memudahkan proses kepulangan. "Kita harapkan juga ini kembali memberikan kenyamanan kepada jamaah, terutama mereka yang sejak awal itu berangkat dalam satu rombongan. Jadi kalau pulang bareng itu kan secara psikologis mereka bisa lebih nyaman lagi," tambah Muchlis Hanafi.
Menjaga Kenyamanan dan Keselamatan Jamaah Haji
Kemenag berupaya meminimalisir ketidaknyamanan yang mungkin timbul akibat perubahan sistem ini. Pihaknya optimistis bahwa dengan fokus beribadah dan dukungan layanan yang diberikan, jamaah akan tetap merasa nyaman selama menjalankan ibadah haji. Semua aspek layanan, mulai dari akomodasi hingga transportasi, dirancang untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan jamaah.
Sistem syarikah diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam penyelenggaraan ibadah haji. Dengan tanggung jawab yang lebih terfokus pada syarikah, diharapkan pelayanan kepada jamaah dapat ditingkatkan dan permasalahan dapat ditangani dengan lebih cepat dan tepat. Kemenag terus berupaya untuk memastikan bahwa jamaah haji mendapatkan pelayanan terbaik dan ibadah haji mereka berjalan lancar dan khusyuk.
Secara keseluruhan, Kemenag menekankan komitmennya untuk memberikan layanan haji yang optimal dan memastikan keselamatan serta kenyamanan jamaah. Perubahan sistem ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan ibadah haji, tanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan kepada para jamaah.