PPIH Surabaya Sesuaikan Kloter Jamaah Haji dengan Syarikah, Optimalkan Pelayanan di Tanah Suci
PPIH Embarkasi Surabaya telah menyesuaikan jadwal keberangkatan jamaah haji gelombang kedua berdasarkan syarikah untuk optimalisasi pelayanan di Tanah Suci, menjawab kendala penyesuaian manifes kloter.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya memastikan telah menyesuaikan jadwal keberangkatan jamaah haji gelombang kedua berdasarkan syarikah. Penyesuaian ini dilakukan setelah adanya perubahan sistem pelayanan di Arab Saudi yang kini melibatkan delapan syarikah, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya melibatkan satu syarikah. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran dan optimalisasi pelayanan bagi jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.
Perubahan sistem ini berdampak pada penataan manifes kloter jamaah. Sebelumnya, manifes disusun berdasarkan asal daerah kabupaten/kota. Namun, Pemerintah Arab Saudi pada 8 Mei 2025 menerbitkan peraturan baru yang mengharuskan manifes kloter jamaah disusun berdasarkan syarikah. Hal ini bertujuan untuk mempermudah koordinasi dan pelayanan dari pihak syarikah kepada jamaah yang menjadi tanggung jawab mereka.
Plh. Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo, menjelaskan bahwa penyesuaian ini telah dilakukan secara bertahap, dimulai dari kloter 22 dan seterusnya. "Manifes kloter jamaah berdasarkan syarikah ini memenuhi permintaan Pemerintah Arab Saudi," kata Sugiyo. Proses penyesuaian ini sempat menimbulkan kendala pada gelombang pertama, karena dibutuhkan waktu yang lebih lama bagi delapan syarikah untuk mencari dan menyesuaikan jamaah di setiap kloter.
Penyesuaian Sistem dan Pelayanan Jamaah Haji
Dengan adanya delapan syarikah yang terlibat dalam pelayanan jamaah haji tahun ini, PPIH Embarkasi Surabaya menghadapi tantangan dalam penyesuaian manifes kloter. Sebelumnya, sistem yang berdasarkan asal daerah kabupaten/kota berjalan lancar karena hanya ada satu syarikah yang melayani seluruh jamaah. Namun, sistem baru ini menuntut penyesuaian agar pelayanan tetap optimal.
Penyesuaian manifes kloter berdasarkan syarikah ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada jamaah. Dengan sistem ini, setiap syarikah dapat lebih mudah mengelola dan memberikan pelayanan yang terfokus kepada jamaah yang menjadi tanggung jawabnya, mulai dari akomodasi, konsumsi, transportasi, hingga pergerakan selama di Tanah Suci.
Proses penyesuaian ini telah dilakukan secara bertahap dan kini telah berjalan normal kembali. PPIH Embarkasi Surabaya memastikan bahwa seluruh jamaah haji telah disesuaikan dengan syarikah masing-masing, sehingga pelayanan dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
Perbedaan Gelombang Pertama dan Kedua
Terdapat perbedaan signifikan antara pemberangkatan jamaah haji gelombang pertama (1-16 Mei 2025) dan gelombang kedua (17-31 Mei 2025). Jamaah gelombang pertama mendarat di Madinah, sementara jamaah gelombang kedua akan mendarat di Jeddah dan langsung menuju Mekkah melalui jalur darat.
Perbedaan ini juga berdampak pada persiapan jamaah. Jamaah gelombang pertama memiliki waktu untuk berganti pakaian ihram di Jeddah. Namun, jamaah gelombang kedua disarankan untuk memakai pakaian ihram dan membaca niat miqat sebelum berangkat dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya, karena perjalanan dari Jeddah ke Mekkah hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.
"Karena pesawatnya dari Bandara Internasional Juanda Surabaya akan mendarat di Jeddah dan langsung disambung perjalanan darat menuju Mekkah, yang hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Jadi sudah tidak ada waktu lagi untuk berganti pakaian ihram setibanya di Jeddah," jelas Sugiyo.
PPIH Embarkasi Surabaya terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh jamaah haji, memastikan proses keberangkatan dan ibadah haji berjalan lancar dan sesuai dengan harapan.