Libur Panjang Waisak, Hunian Hotel di Cianjur Capai 41 Persen
Tingkat hunian hotel di Cianjur selama libur panjang Waisak 2025 mencapai 41,25 persen, meskipun terdapat penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan dampak efisiensi anggaran pemerintah.

Cianjur, Jawa Barat, mencatat rata-rata tingkat hunian hotel selama libur panjang Waisak 2025 mencapai angka 41,25 persen. Hal ini disampaikan oleh Ketua PHRI Kabupaten Cianjur, Nano Indrapraja, pada Kamis, 15 Mei 2025. Peningkatan hunian terjadi sejak Sabtu hingga Senin, dengan angka yang bervariatif, mulai dari 30 persen hingga 50 persen.
Namun, angka tersebut menunjukkan penurunan sekitar 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dikaitkan dengan dampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang berimbas pada penurunan tingkat kunjungan wisatawan. Kondisi ini memaksa sejumlah pengelola hotel di Cianjur melakukan efisiensi, termasuk pengurangan jumlah karyawan.
Ketua PHRI Cianjur mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi ini. "Pelaku usaha jasa hotel dan restoran saat ini tidak baik-baik saja, meski libur panjang akhir pekan kali ini ada peningkatan hunian. Namun tidak sebanding dengan operasional yang harus dikeluarkan, padahal itu sudah dilakukan efisiensi karyawan," ungkap Nano Indrapraja.
Dampak Efisiensi Anggaran Pemerintah
Efisiensi anggaran pemerintah berdampak signifikan terhadap sektor perhotelan dan restoran di Cianjur. Sejumlah hotel dan restoran terpaksa mengurangi jumlah karyawan hingga 25 persen untuk menyesuaikan pengeluaran dengan pendapatan yang menurun. Kondisi ini membuat PHRI Cianjur berharap pemerintah memberikan relaksasi, seperti penundaan pajak, untuk membantu pelaku usaha bertahan.
"Angka kunjungan terus menurun sejak pemerintah menerapkan efisiensi anggaran, sehingga banyak anggota kami menerapkan pengurangan karyawan guna menyesuaikan anggaran dan mengurangi pengeluaran atau operasional," jelas Nano Indrapraja. Ia menambahkan bahwa tingkat hunian hotel di akhir pekan hanya sekitar 30-40 persen, atau sekitar seratusan kamar yang terisi.
Penurunan tingkat hunian ini membuat operasional hotel dan restoran menjadi sulit. Banyak pelaku usaha yang kesulitan memenuhi biaya operasional, termasuk gaji karyawan, meskipun telah melakukan efisiensi. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk membantu sektor pariwisata di Cianjur agar dapat pulih kembali.
Harapan PHRI Cianjur kepada Pemerintah
PHRI Cianjur berharap pemerintah dapat memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pelaku usaha perhotelan dan restoran di Cianjur. Salah satu solusi yang diharapkan adalah penundaan pajak untuk membantu meringankan beban operasional. Penundaan pajak ini dianggap penting untuk membantu pelaku usaha bertahan dan tetap dapat memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan.
Dengan kondisi tingkat hunian yang masih rendah, penundaan pajak dinilai sebagai langkah strategis untuk membantu pelaku usaha bertahan di tengah penurunan kunjungan wisatawan. Hal ini diharapkan dapat mencegah PHRI Cianjur dari kerugian lebih besar dan membantu pemulihan sektor pariwisata di Cianjur.
PHRI Cianjur berharap pemerintah daerah dapat mempertimbangkan usulan tersebut dan memberikan dukungan nyata bagi pelaku usaha perhotelan dan restoran di Cianjur. Dukungan ini sangat penting untuk memastikan sektor pariwisata di Cianjur tetap dapat berkembang dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Selain penundaan pajak, PHRI Cianjur juga berharap pemerintah dapat memberikan dukungan lain, seperti program promosi wisata dan pelatihan bagi pelaku usaha. Dengan dukungan tersebut, diharapkan sektor pariwisata di Cianjur dapat pulih dan berkembang lebih pesat di masa mendatang.
Secara keseluruhan, situasi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi sektor pariwisata di Cianjur akibat dampak efisiensi anggaran pemerintah. PHRI Cianjur berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang tepat untuk membantu pelaku usaha bertahan dan memulihkan sektor pariwisata di Cianjur.