Listrik Huntara Korban Gunung Lewotobi Ditargetkan Menyala Sebelum Lebaran 2025
BNPB berupaya agar seluruh jaringan listrik rumah hunian sementara (huntara) korban erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur, NTT, beroperasi penuh sebelum Lebaran 2025.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah berupaya memastikan seluruh jaringan listrik di rumah hunian sementara (huntara) bagi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berfungsi penuh sebelum perayaan Lebaran Idul Fitri 2025. Upaya ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan akses terhadap fasilitas dasar bagi para pengungsi yang telah menempati huntara.
"Masih diusahakan instalasi jaringan listriknya. Dari pihak PLN di Flores Timur menyanggupi sebelum Lebaran ini," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebancanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi daring di Jakarta, Senin (24/3).
Terdapat dua kawasan huntara di Flores Timur, yang terdiri dari 90 unit dan dibangun atas kerja sama BNPB, TNI Angkatan Darat, dan pemerintah kabupaten setempat. Pembangunan huntara ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi para korban erupsi.
Huntara Tahap Pertama dan Kedua
Huntara tahap pertama, terdiri dari 50 unit, telah dihuni oleh 250 kepala keluarga (KK) korban erupsi sejak Februari 2024. Sementara itu, huntara tahap kedua yang terdiri dari 40 unit, saat ini baru 14 unit yang telah teraliri listrik dan dihuni sekitar 70 KK. Sisanya, 26 unit masih dalam proses penyelesaian instalasi listrik.
Selain listrik, 14 kopel huntara tahap kedua juga telah dilengkapi dengan akses air bersih dari sumur buatan tim Badan Geologi Kementerian ESDM. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi secara menyeluruh.
Proses pemindahan pengungsi dari tenda darurat ke huntara berjalan lancar berkat komunikasi dan kerja sama yang baik antara tim gabungan dan para kepala keluarga. Keputusan relokasi ini didasarkan pada status Gunung Lewotobi Laki-laki yang masih berstatus Awas (Level IV), sehingga evakuasi warga dalam radius 5 kilometer dari kawah gunung api tersebut menjadi sangat penting.
Status Gunung Lewotobi dan Keselamatan Warga
"Mereka semua tahu karena pemindahan ini semata untuk keselamatan. Gunung Lewotobi Laki-Laki ini tidak bisa benar-benar permanen, kadang turun aktivitasnya, tapi kadang fluktuasi, seperti sekarang statusnya kembali Awas (Level IV) jadi masyarakat yang berada dalam radius 5 kilometer dari bukaan sudah kita evakuasi semua," jelas Abdul Muhari. Pernyataan ini menekankan pentingnya keselamatan warga sebagai prioritas utama dalam penanganan bencana.
Dengan penyelesaian instalasi listrik di huntara tahap kedua sebelum Lebaran, diharapkan para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dapat merayakan hari raya dengan lebih nyaman dan tenang. BNPB berkomitmen untuk terus memantau dan memastikan kebutuhan para pengungsi terpenuhi dengan baik.
Keberhasilan penyediaan listrik ini juga menjadi bukti sinergi yang baik antara BNPB, PLN, TNI AD, dan pemerintah daerah dalam menangani dampak bencana. Kerja sama antar lembaga ini sangat krusial dalam memberikan respon cepat dan tepat terhadap kebutuhan para korban bencana.
Ke depannya, diharapkan upaya-upaya rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dapat terus dilakukan untuk membantu para korban membangun kembali kehidupan mereka. Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki berjalan dengan lancar.