Longsor Tebing Sungai Galeh Temanggung: Penanganan Gabungan Pusat dan Daerah
Longsor tebing Sungai Galeh di Temanggung yang mengancam jalan nasional ditangani bersama oleh pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat dengan pemasangan sheet pile setelah Lebaran.

Sebuah longsor tebing di Sungai Galeh, Catgawen, Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mengancam jalan nasional penghubung Temanggung-Wonosobo. Peristiwa ini terjadi pada bulan Maret 2023, dan penanganan darurat serta perbaikan permanen sedang dilakukan secara kolaboratif oleh pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat. Kerja sama ini dipicu oleh bahaya yang ditimbulkan longsor terhadap infrastruktur vital dan keselamatan pengguna jalan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Temanggung, Hendy Wahyu Noerhidayat, menjelaskan bahwa longsor tersebut disebabkan oleh banjir di Sungai Galeh. "Tanah longsor di Catgawen Parakan adalah asetnya jalan nasional, kemudian penyebabnya adalah banjir di Sungai Galeh," ujarnya di Temanggung, Kamis. Kondisi ini membutuhkan penanganan segera untuk mencegah dampak yang lebih buruk dan memastikan kelancaran lalu lintas, terutama menjelang arus mudik Lebaran.
Pihak DPUPR Kabupaten Temanggung telah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, yang bertanggung jawab atas pengelolaan sungai tersebut. Langkah-langkah penanganan longsor pun telah direncanakan dan dibagi tugasnya. Kerja sama ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi infrastruktur dan keselamatan masyarakat.
Penanganan Sementara dan Perbaikan Permanen
Hendy Wahyu Noerhidayat menjelaskan bahwa penanganan sementara telah dilakukan sebelum Lebaran. "Ada yang menyediakan terpalnya, kantong pasir, ada yang menyediakan tenaganya, ada yang menyediakan pasir dan dam truk, sudah pembagian tugas semua. Sudah dua hari ini kami melaksanakan penanganan sementara di sana," katanya. Penanganan sementara ini difokuskan untuk mengamankan jalan nasional dan mencegah longsor lebih lanjut sebelum perbaikan permanen dimulai.
Perbaikan permanen akan dilakukan oleh BBWS Serayu Opak dengan pemasangan sheet pile (SSP). "Terkait dengan penanganannya nanti memang akan di perkuatan tebing berupa steet sheet pile (SSP) oleh BBWS Serayu Opak, tetapi sekarang prosesnya baru pengiriman sehingga mungkin setelah Lebaran baru bisa dieksekusi," jelas Hendy. Pemasangan SSP diharapkan dapat memperkuat tebing sungai dan mencegah terjadinya longsor susulan di masa mendatang.
Jarak antara tebing sungai yang longsor dengan jalan nasional hanya sekitar lima meter. Kondisi ini sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Kerja sama yang baik antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan pusat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah ini.
Koordinasi Antar Lembaga dan Kesiapan Arus Mudik
Koordinasi yang efektif antara DPUPR Kabupaten Temanggung dan BBWS Serayu Opak menjadi faktor penting dalam penanganan longsor ini. Kedua lembaga tersebut saling berkolaborasi dalam merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah penanganan, baik sementara maupun permanen. Hal ini menunjukkan pentingnya sinergi antar lembaga pemerintah dalam menghadapi bencana alam dan menjaga infrastruktur publik.
Hendy Wahyu Noerhidayat berharap agar kondisi jalan nasional tetap aman selama arus mudik Lebaran. Penanganan sementara yang telah dilakukan diharapkan mampu menahan laju longsor dan memastikan kelancaran arus lalu lintas. Pihaknya berkomitmen untuk terus memantau kondisi tebing sungai dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan pengguna jalan.
Pemasangan sheet pile oleh BBWS Serayu Opak setelah Lebaran menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah longsor ini. Dengan adanya perbaikan permanen tersebut, diharapkan jalan nasional penghubung Temanggung-Wonosobo dapat berfungsi dengan baik dan aman dalam jangka waktu yang lama.
Kejadian ini menyoroti pentingnya upaya mitigasi bencana dan pemeliharaan infrastruktur secara berkelanjutan. Pemerintah diharapkan dapat terus meningkatkan upaya pencegahan bencana dan memastikan kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan kejadian alam.
Semoga dengan penanganan yang terintegrasi ini, ancaman longsor di Sungai Galeh dapat diatasi secara efektif dan jalan nasional tetap aman untuk dilalui.