Lonjakan Kasus Malaria di Teluk Wondama, Papua Barat: Dinkes Kerahkan Tim Tanggap Darurat
Dinas Kesehatan Papua Barat kerahkan tim tanggap darurat ke Teluk Wondama untuk mengatasi lonjakan kasus malaria di Kampung Maniwak yang mencapai 540 kasus, meningkat drastis dari tahun sebelumnya.

Manokwari, 21 Maret 2024 - Sebuah lonjakan kasus malaria yang signifikan terjadi di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, khususnya di Kampung Maniwak. Jumlah kasus yang mencapai 2.054, dengan Kampung Maniwak menyumbang angka tertinggi yakni 540 kasus, telah mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua Barat untuk mengirimkan tim tanggap darurat. Peningkatan ini sangat mengkhawatirkan mengingat pada tahun 2023 lalu, hanya tercatat 51 kasus di kampung tersebut.
Kepala Dinkes Papua Barat, dr. Alwan Rimosan, menyatakan bahwa tim gabungan dari Dinkes Provinsi, Dinkes Wondama, dan Puskesmas Wasior telah diterjunkan ke lokasi untuk menangani masalah ini. "Tim dari Dinkes provinsi sudah turun ke sana, nanti sama-sama dengan Dinkes Wondama, dan Puskesmas Wasior untuk melakukan penanganan," ujar dr. Alwan Rimosan di Manokwari, Jumat lalu.
Penyebab utama lonjakan kasus ini diduga kuat karena kondisi lingkungan di Kampung Maniwak yang sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles, vektor utama penyakit malaria. Banyaknya rawa-rawa dan kurangnya sanitasi lingkungan menjadi faktor utama yang perlu ditangani secara serius.
Penanganan Kasus Malaria di Kampung Maniwak
Berbagai upaya telah dilakukan tim kesehatan untuk menekan penyebaran malaria di Kampung Maniwak. Salah satu langkah penting adalah penyemprotan insektisida di sekitar 700 rumah penduduk. Selain itu, pelatihan juga diberikan kepada 24 kader kampung agar mampu melakukan penyemprotan insektisida dan larvasiding secara mandiri menggunakan metode briket, setelah melakukan pembersihan lingkungan.
Distribusi kelambu kepada masyarakat juga menjadi bagian penting dari strategi pengendalian malaria. Lebih lanjut, tim kesehatan juga berupaya memberdayakan masyarakat untuk memodifikasi lingkungan mereka agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. "Kami ajak masyarakat mengeringkan, menimbun, dan membersihkan pekarangan mereka, supaya tidak jadi tempat berkembang biak nyamuk," imbau dr. Alwan Rimosan.
Vegetasi seperti lumut, semak-semak, dan rumput liar juga turut berperan dalam mendukung perkembangbiakan nyamuk. Oleh karena itu, peran aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sangat krusial dalam upaya pencegahan ini. Pemerintah berharap upaya-upaya tersebut dapat membuahkan hasil positif dan menekan angka penularan malaria di Kampung Maniwak dan sekitarnya.
Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan
Dinkes Papua Barat juga telah melakukan langkah proaktif dalam meningkatkan kapasitas petugas kesehatan. Sebelumnya, telah digelar pelatihan peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan uji silang diagnosis malaria yang akurat. Hal ini sangat penting untuk memastikan akurasi dan keandalan diagnosis, yang berdampak langsung pada ketepatan pengobatan dan optimalisasi hasil kesehatan pasien. Penjaminan mutu diagnosis malaria menjadi kunci keberhasilan dalam pengendalian penyakit ini.
Dengan penanganan yang komprehensif dan melibatkan peran aktif masyarakat, diharapkan wabah malaria di Teluk Wondama dapat segera teratasi. Upaya pencegahan dan pengobatan yang tepat sasaran menjadi kunci untuk melindungi kesehatan masyarakat, khususnya generasi muda, dari ancaman penyakit malaria.
Melalui berbagai strategi yang diterapkan, diharapkan kasus malaria di Kampung Maniwak dan sekitarnya dapat ditekan sehingga generasi muda tetap sehat dan produktif. Keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada kerjasama yang baik antara pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat setempat.