LPEM UI Tekankan Pentingnya Protein Tinggi dalam Program Makan Bergizi Gratis
LPEM FEB UI menekankan pentingnya kandungan protein tinggi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk optimalkan pengurangan stunting, serta merekomendasikan peningkatan kolaborasi pemerintah dan swasta dalam pelaksanaan program.
Jakarta, 21 Januari 2024 - Wakil Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Jahen Fachrul Rezki, menyoroti pentingnya kandungan protein tinggi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk mencapai target penurunan angka stunting secara efektif. Hal ini disampaikan dalam laporan "Sector Overview Report on Navigating Opportunities: Nurturing Dynamic Economic Policies in Indonesia", hasil kolaborasi US-ASEAN Business Council (USABC) dan LPEM UI.
Jahen menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap MBG. "Program MBG tetap penting, tetapi pelaksanaannya harus benar-benar efektif dalam memberantas stunting", ujarnya dalam acara peluncuran laporan tersebut di Jakarta. Meskipun MBG sudah berjalan, beberapa intervensi spesifik, terutama pemenuhan kebutuhan protein, perlu dioptimalkan.
Laporan tersebut merekomendasikan beberapa hal krusial untuk meningkatkan efektivitas MBG. Pertama, prioritaskan asupan protein tinggi, khususnya dari sumber hewani. Anak-anak stunting juga membutuhkan Pangan Olahan Berkebutuhan Medis Khusus (PKMK) atau Food for Special Medical Purposes (FSMP).
Kedua, perluasan cakupan usia penerima manfaat MBG. Sasarlah anak balita hingga usia 10 tahun dan ibu hamil. Setelah masalah stunting teratasi, barulah perluasan cakupan ke kelompok lain dapat dipertimbangkan. Ketiga, dorong kolaborasi pemerintah dan sektor swasta dalam pendanaan, rantai pasokan, dan pelaksanaan program.
Jahen menambahkan, "Pemerintah pasti memiliki keterbatasan pendanaan dan rantai pasokan. Oleh karena itu, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat penting agar program MBG berjalan maksimal." Keempat, terapkan sistem pemantauan dan evaluasi yang ketat untuk memastikan MBG mencapai tujuan utamanya, yaitu memberantas stunting.
Selain MBG, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga berupaya meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui penerapan nutri-grade. Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa Kemenkes tengah berdialog dengan produsen makanan dan minuman untuk menentukan sistematika penerapan nutri-grade. Saat ini, fokus Kemenkes adalah edukasi publik tentang pemilihan makanan sehat.
Sebagai contoh praktik baik, Maria menyebut program pemberian makanan bergizi dengan bahan lokal oleh Ketua TP PKK Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Cheri Bayuni Budjang, yang layak direplikasi di daerah lain. Inisiatif ini menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dan kolaboratif dalam mengatasi masalah stunting.
Kesimpulannya, keberhasilan program MBG dalam menekan angka stunting sangat bergantung pada kualitas program, khususnya pemenuhan kebutuhan protein tinggi dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan juga menjadi kunci keberhasilan.