Sinergi Pusat dan Daerah Kunci Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis
Anggota DPR RI Eric Hermawan tekankan pentingnya sinergi pemerintah pusat dan daerah, serta SOP yang jelas, untuk memastikan keberhasilan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mencegah masalah seperti keracunan massal.

Pamekasan, 25 April 2024 - Anggota Komisi VII DPR RI, Eric Hermawan, menekankan pentingnya kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto. Hal ini disampaikannya di sela-sela acara Sosialisasi Empat Pilar di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Menurutnya, keberhasilan MBG sangat bergantung pada sinergi tersebut.
Lebih lanjut, Eric Hermawan menjelaskan bahwa standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan terukur juga sangat krusial. SOP ini akan menjadi acuan dalam pengawasan program dan memastikan terlaksananya program MBG secara efektif dan efisien. Keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, mulai dari tingkat desa hingga nasional, juga dianggap vital untuk mencapai tujuan program.
Program MBG, yang digagas oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, merupakan upaya sistemik untuk menciptakan generasi bangsa yang lebih berkualitas. Sebagai program perdana di Indonesia, MBG memerlukan penyempurnaan berkelanjutan agar dapat berjalan optimal dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Eric Hermawan menyampaikan apresiasinya atas komitmen pemerintah dalam meningkatkan gizi dan kesejahteraan generasi muda melalui program ini.
Tantangan dan Solusi Program MBG
Meskipun program MBG memiliki tujuan mulia, beberapa tantangan muncul di awal implementasinya. Insiden keracunan massal yang sempat menjadi sorotan publik menjadi perhatian serius. Meskipun program masih dalam tahap awal, pengawasan kualitas makanan harus menjadi prioritas utama untuk mencegah kejadian serupa terulang. "Di satu sisi, kita bisa maklumi karena ini program perdana dan digelar di masa transisi," ujar Eric. "Namun, niat baik pemerintah jangan sampai menimbulkan masalah baru," tambahnya.
Untuk mengatasi tantangan ini, koordinasi antar pemerintah pusat, provinsi, dan daerah perlu ditingkatkan. Hal ini penting untuk memastikan pengawasan yang menyeluruh dan efektif. Selain itu, Eric Hermawan juga menyoroti pentingnya peran penyedia jasa katering. Mereka diminta untuk tidak mementingkan keuntungan semata, sehingga tidak mengorbankan kualitas makanan yang disajikan kepada siswa.
"Program ini menyangkut kesehatan dan masa depan anak-anak kita. Jangan sampai ada pihak yang bermain-main dengan kualitas hanya demi keuntungan pribadi. Ini soal tanggung jawab moral," tegas mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang tersebut. Ia juga mendorong Kementerian Pendidikan dan instansi terkait untuk memperketat kontrol dan memastikan seluruh dapur MBG memenuhi standar kesehatan dan gizi.
Pentingnya Pengawasan dan Standarisasi
Program Makan Bergizi Gratis merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi anak dan mempercepat penurunan angka stunting nasional. Keberhasilan program ini bergantung pada berbagai faktor, termasuk pengawasan yang ketat, standar kualitas yang tinggi, dan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah.
Untuk memastikan keberhasilan program MBG, beberapa langkah penting perlu dilakukan. Pertama, penetapan SOP yang jelas dan terukur untuk semua tahapan program. Kedua, pengawasan yang ketat terhadap kualitas makanan yang disajikan, termasuk pemeriksaan rutin di dapur-dapur MBG. Ketiga, peningkatan koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan seluruh pemangku kepentingan terkait. Keempat, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang untuk anak-anak.
Dengan komitmen dan kerja sama semua pihak, diharapkan program MBG dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan generasi muda Indonesia. Keberhasilan program ini akan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.