Luas Panen Padi di Bali Menurun: BPS Ungkap Faktor Cuaca dan Peralihan Pekerjaan Petani
Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mengungkapkan penurunan luas panen padi disebabkan oleh faktor cuaca, peralihan pekerjaan petani, dan berkurangnya lahan pertanian.

Badan Pusat Statistik (BPS) Bali baru-baru ini mengungkapkan penyebab utama di balik penurunan luas panen padi di Pulau Dewata. Penurunan ini, yang signifikan dan berdampak pada produksi padi secara keseluruhan, disebabkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, mulai dari kondisi cuaca hingga pergeseran mata pencaharian petani.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Bali, Kadek Agus Wirawan, penurunan luas panen padi sepanjang tahun 2024, dari 108,51 ribu hektare di tahun 2023 menjadi 103,8 ribu hektare, merupakan dampak dari berbagai hal. "Penurunan luas panen padi dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama kondisi iklim dan cuaca yang kurang mendukung, serta sawah yang tidak dapat memaksimalkan produksi," jelas Kadek Agus dalam keterangannya di Denpasar, Senin.
Ia menambahkan bahwa peralihan pekerjaan sementara di kalangan petani juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini. Petani cenderung beralih ke sektor lain yang dianggap lebih menguntungkan, sehingga sementara waktu meninggalkan kegiatan bertani. Kondisi ini, meskipun bersifat sementara, tetap memberikan dampak terhadap angka luas panen padi secara keseluruhan.
Faktor-Faktor Penurunan Luas Panen Padi di Bali
BPS Bali mencatat penurunan luas panen padi sudah terlihat sejak subround ketiga tahun 2024 (September-Desember), di mana luas panen turun dari 33,69 ribu hektare di periode yang sama tahun 2023 menjadi 32,82 ribu hektare. Penurunan ini berdampak pada produksi padi yang juga mengalami penurunan sebesar 5,66 persen, dari 673,58 ribu ton di tahun 2023 menjadi 635,47 ribu ton di tahun 2024.
Selain faktor cuaca dan peralihan pekerjaan petani, BPS Bali juga mencatat adanya penurunan luas areal tanam sawah berdasarkan data dari Dinas Pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lahan juga turut berperan dalam penurunan luas panen padi di Bali. Meskipun demikian, BPS Bali tetap optimistis, mengingat proyeksi luas panen padi pada subround satu tahun 2025 (Januari-April) menunjukkan peningkatan sebesar 13,09 persen, dari 27,82 ribu hektare menjadi 31,46 ribu hektare.
Kadek Agus menjelaskan metodologi yang digunakan BPS Bali dalam menghitung luas panen dan produksi padi. Mereka menggunakan sistem survei kerangka sampel area (KSA) padi dan survei ubinan berbasis sub sektor KSA, sementara data luas lahan diambil dari data eksekutif. "Data luas lahan yang kami gunakan berasal dari catatan Dinas Pertanian, dan memang menunjukkan adanya penurunan luas areal tanam sawah," tambahnya.
Proyeksi Positif dan Upaya Ke Depan
Meskipun tahun 2024 menunjukkan penurunan yang signifikan, proyeksi BPS Bali untuk subround satu tahun 2025 memberikan secercah harapan. Peningkatan potensi luas panen sebesar 13,09 persen mengindikasikan adanya potensi pemulihan produksi padi di masa mendatang. Namun, tetap diperlukan upaya berkelanjutan untuk mengatasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan luas panen padi, seperti peningkatan infrastruktur pertanian, pengembangan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim, dan program-program pendukung bagi petani.
Data yang dirilis BPS Bali ini menjadi penting sebagai acuan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dalam merumuskan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan produksi padi di Bali. Upaya untuk menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani harus terus ditingkatkan agar sektor pertanian di Bali tetap produktif dan berkelanjutan.
Ke depannya, perlu adanya kolaborasi yang lebih erat antara BPS Bali, Dinas Pertanian, dan para petani untuk memantau kondisi pertanian secara berkala, melakukan antisipasi terhadap faktor-faktor yang dapat mengganggu produksi, dan mengembangkan inovasi-inovasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi di Bali.
Kesimpulan
Penurunan luas panen padi di Bali pada tahun 2024 merupakan tantangan yang perlu diatasi secara serius. Dengan memahami faktor-faktor penyebabnya dan mengoptimalkan strategi yang tepat, diharapkan produksi padi di Bali dapat kembali meningkat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.