Produksi Padi Indonesia 2024: Penurunan Luas Panen, tetapi Produksi Beras Tetap Meningkat
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan luas panen padi di Indonesia sepanjang 2024, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, akibat dampak El Nino; namun, produksi beras secara keseluruhan tetap meningkat.
BPS Laporkan Penurunan Luas Panen Padi Tahun 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini mengumumkan data terkait luas panen padi di Indonesia sepanjang tahun 2024. Tercatat total luas panen mencapai 10,05 juta hektar, mengalami penurunan sebesar 0,17 juta hektar dibandingkan tahun 2023. Meskipun demikian, produksi beras secara keseluruhan justru mengalami peningkatan. Plh. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, memaparkan detail data ini dalam konferensi pers di Jakarta.
El Nino sebagai Faktor Utama Penurunan
Penurunan luas panen padi tahun 2024 terutama disebabkan oleh dampak El Nino yang terjadi pada semester II tahun 2023. Dampaknya paling terasa pada periode Januari-April (Sub Round 1), dimana luas panen bergeser. Meskipun demikian, kenaikan luas panen pada periode Mei-Agustus (Sub Round 2) dan September-Desember (Sub Round 3) berhasil mengkompensasi penurunan tersebut.
Jawa sebagai Pusat Produksi Padi Nasional
Sekitar 50,20 persen dari total luas panen padi nasional tahun 2024 terkonsentrasi di Pulau Jawa. Lima provinsi penyumbang luas panen tertinggi adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Ironisnya, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjadi penyumbang utama penurunan luas panen di tahun 2024.
Produksi Beras Tetap Meningkat
Meskipun luas panen menurun, produksi beras nasional sepanjang tahun 2024 mencapai 30,62 juta ton. Produksi beras di bulan Desember 2024 tercatat 1,15 juta ton, lebih tinggi dibandingkan Desember 2023. Peningkatan produksi beras pada Sub Round 2 dan Sub Round 3 berhasil menutupi penurunan produksi pada Sub Round 1 akibat dampak El Nino.
Potensi Luas Panen di Awal Tahun 2025
BPS memprediksi potensi luas panen padi pada Januari-Maret 2025 mencapai 2,83 juta hektar, meningkat sekitar 0,97 juta hektar (52,08 persen) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Namun, Amalia menekankan bahwa angka ini masih merupakan potensi dan angka realisasi dapat berbeda tergantung kondisi pertanaman padi nantinya.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, meskipun terjadi penurunan luas panen padi pada tahun 2024 yang terutama disebabkan oleh dampak El Nino, produksi beras nasional tetap meningkat. Hal ini menunjukkan adanya upaya adaptasi dan mitigasi yang dilakukan oleh para petani. Data dari BPS ini menjadi acuan penting bagi pemerintah dan stakeholders terkait dalam perencanaan ketahanan pangan nasional.