Mahasiswa Itera Ciptakan Alat Deteksi Dini Asma Terintegrasi VO2 Max
Tim mahasiswa Teknik Biomedis Itera mengembangkan alat pengukur VO2 Max terintegrasi sistem deteksi dini asma, memberikan peringatan dini gejala dan membantu pemantauan kesehatan pernapasan.
Bandar Lampung, 7 Februari 2024 - Dua mahasiswa Teknik Biomedis Institut Teknologi Sumatera (Itera), Nisa Fadila dan Safa Airlicia Vanderly, berhasil menciptakan inovasi yang signifikan dalam dunia kesehatan: sebuah alat ukur Volume Oksigen Maksimal (VO2 Max) yang terintegrasi dengan sistem deteksi dini gejala asma. Inovasi ini menawarkan solusi preventif dan real-time untuk memantau kesehatan pernapasan.
VO2 Max dan Deteksi Dini Asma
Alat ini tidak hanya mengukur VO2 Max, indikator utama kebugaran fisik, tetapi juga secara cerdas mendeteksi pola pernapasan abnormal, memberikan peringatan dini bagi penderita asma. VO2 Max, atau volume oksigen maksimal, mengukur kemampuan tubuh memanfaatkan oksigen selama aktivitas fisik maksimal. Dengan menggabungkan pengukuran VO2 Max dengan deteksi dini asma, alat ini memberikan gambaran komprehensif tentang kesehatan pernapasan.
Teknologi di balik alat ini cukup canggih. Sensor oksigen (O₂), karbon dioksida (CO₂), dan tekanan diferensial digunakan untuk mengukur kadar gas pernapasan dan tekanan udara saat bernapas. Data ini kemudian diproses oleh modul pengolahan data untuk menghitung VO2 Max dan mengidentifikasi pola pernapasan yang tidak wajar. Sistem akan memberikan peringatan jika terdeteksi indikasi gejala asma, memungkinkan pengguna untuk segera mengambil tindakan pencegahan.
Fitur dan Manfaat Alat
Keunggulan lain dari alat ini adalah fitur penyimpanan data. Pengguna dapat memantau perkembangan kondisi pernapasan mereka dari waktu ke waktu. Data yang tersimpan dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan perangkat lunak tambahan, memberikan informasi berharga bagi tenaga medis dalam proses diagnosis dan perawatan. Antarmuka yang intuitif dan tampilan hasil yang mudah dipahami membuat alat ini ramah pengguna, baik untuk individu maupun tenaga profesional.
"Dengan antarmuka yang intuitif dan tampilan hasil pengukuran yang mudah dipahami, alat ini diharapkan dapat digunakan secara luas baik dalam dunia medis maupun olahraga," ujar Safa Airlicia. Potensi alat ini sangat luas, tidak hanya untuk individu, tetapi juga untuk penelitian medis dan epidemiologi terkait kebugaran dan gangguan pernapasan.
Pendekatan Preventif dan Akurasi Tinggi
Inovasi ini menekankan pendekatan preventif, memberikan kesadaran lebih kepada masyarakat tentang kondisi pernapasan mereka. "Dengan akurasi tinggi dan kemampuan deteksi dini, alat ukur VO2 Max ini diharapkan menjadi standar baru dalam pemantauan kesehatan pernapasan," tambah Nisa Fadila. Alat ini selaras dengan perkembangan teknologi kesehatan modern yang menekankan pemantauan real-time dan intervensi dini untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pengembangan alat ini dibimbing oleh dosen Itera, Rudi Setiawan, S.T., M.T dan Al Barra Harahap, S.Si., M.Si. Keberhasilan mahasiswa Itera ini membuktikan potensi besar pendidikan tinggi Indonesia dalam menciptakan inovasi teknologi untuk kesehatan.
Kesimpulan
Alat deteksi dini asma terintegrasi VO2 Max karya mahasiswa Itera ini merupakan lompatan signifikan dalam teknologi kesehatan. Dengan kemampuannya untuk mengukur VO2 Max dan mendeteksi dini gejala asma, alat ini berpotensi meningkatkan kualitas hidup penderita asma dan memberikan kontribusi berharga bagi dunia medis dan penelitian kesehatan. Inovasi ini menandai langkah maju dalam pemantauan kesehatan real-time dan pencegahan penyakit pernapasan.