Malaysia Belajar Pertanian dari Indonesia: Antisipasi Perubahan Iklim Jadi Fokus
Hadapi perubahan iklim, Malaysia tertarik mempelajari sistem pertanian Indonesia yang berhasil menjaga produktivitas pangan, khususnya teknologi pompanisasi dan pengelolaan air.

Jakarta, 27 April 2024 - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, mengumumkan ketertarikan Malaysia untuk mempelajari sistem pertanian Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim dan menjaga ketahanan pangan. Pertemuan antara Mentan RI dan Menteri Pertanian Malaysia mengungkapkan kesulitan Malaysia dalam mempertahankan produktivitas pertanian akibat dampak perubahan iklim, sementara Indonesia berhasil menerapkan solusi inovatif seperti pompanisasi.
Amran Sulaiman menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim ini tidak terlepas dari penerapan teknologi pertanian modern. Teknologi tersebut meliputi penggunaan benih unggul, pengelolaan air yang efisien, pembangunan sumur dangkal dan dalam, serta sistem irigasi berbasis pompa. Inovasi-inovasi inilah yang menarik minat Malaysia untuk belajar dari pengalaman Indonesia.
"Kami ketemu Menteri Pertanian Malaysia. Itu produktivitas (terganggu) karena ada climate change, perubahan iklim. Kemudian kita (Indonesia) mengantisipasi perubahan iklim itu dengan langkah cepat, yaitu pomponisasi. Nah ini mungkin yang tidak dilakukan sehingga mereka minta belajar ke Indonesia," ungkap Mentan saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian.
Teknologi Pertanian Indonesia Tarik Minat Malaysia
Keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produktivitas pertanian di tengah perubahan iklim telah menarik perhatian Malaysia. Mereka tertarik untuk mempelajari berbagai teknologi yang diterapkan, termasuk pengelolaan air (water management), penggunaan benih unggul, serta sistem irigasi pompa. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pertanian Malaysia, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu, dalam pertemuannya dengan Mentan RI pada 22 April lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu secara khusus menyatakan ketertarikan untuk mempelajari kemajuan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam komoditas padi dan jagung. Beliau juga membuka peluang untuk melakukan transfer pengetahuan pertanian antar kedua negara. "Kami akan berupaya untuk melakukan pertukaran teknologi atau melakukan pembinaan bersama sehingga kami juga dapat memperoleh segala bentuk teknologi baru di bidang pertanian, khususnya padi, ikan, jagung, dan berbagai hal lainnya antara dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Indonesia," ujar Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu.
Mentan Amran Sulaiman menyatakan kesiapan Indonesia untuk berbagi pengalaman dan teknologi dengan Malaysia. Hal ini merupakan bentuk kontribusi Indonesia terhadap ketahanan pangan regional di tengah ancaman krisis pangan global. Meskipun demikian, belum ada detail mengenai waktu kedatangan tim pertanian Malaysia untuk belajar di Indonesia.
Stok Beras Nasional Indonesia Mencapai Rekor Tertinggi
Sebagai informasi tambahan, Mentan Amran Sulaiman juga melaporkan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini mencapai 3.180.000 ton, yang tersimpan di gudang Perum Bulog. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam 23 tahun terakhir, bahkan tertinggi sejak Indonesia merdeka. Prestasi ini menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Secara keseluruhan, kerja sama pertanian antara Indonesia dan Malaysia ini menandakan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan memastikan ketahanan pangan di kawasan regional. Indonesia, dengan pengalaman dan teknologinya, siap berkontribusi dalam upaya ini.
Keunggulan teknologi pertanian Indonesia, khususnya dalam meningkatkan hasil panen padi, diakui oleh pihak Malaysia. Hal ini menjadi bukti nyata keberhasilan program-program pemerintah Indonesia dalam sektor pertanian.
- Penggunaan benih unggul
- Pengelolaan air yang efisien
- Pembangunan sumur dangkal dan dalam
- Sistem irigasi berbasis pompa