Malaysia Belajar Teknologi Pertanian Canggih Indonesia: Padi hingga Jagung
Malaysia tertarik mempelajari teknologi pertanian Indonesia, khususnya budidaya padi dan jagung, serta membahas kerja sama ASEAN dalam menghadapi tantangan global perdagangan.

Jakarta, 22 April 2023 - Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia melakukan kunjungan ke Indonesia untuk membahas potensi kerja sama di sektor pertanian. Pertemuan antara Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu, dan Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman, difokuskan pada pertukaran teknologi pertanian. Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementan Jakarta, Selasa lalu, menandai keinginan Malaysia untuk belajar dari kemajuan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam komoditas padi dan jagung.
Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu secara terbuka menyatakan ketertarikan Malaysia untuk mempelajari teknologi pertanian Indonesia. Ia menekankan pentingnya transfer pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di negaranya. Pertemuan ini bukan hanya sekedar membahas potensi kerja sama bilateral, tetapi juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antar negara ASEAN.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah peningkatan hasil panen padi di Indonesia. Malaysia mengakui keunggulan teknologi pertanian Indonesia yang mampu menghasilkan panen padi hingga 12-13 ton per hektar, jauh di atas rata-rata hasil panen mereka. Hal ini mendorong Malaysia untuk mempelajari dan mengadopsi teknologi tersebut guna meningkatkan produksi padi dalam negeri.
Teknologi Pertanian Indonesia: Target Kerja Sama Malaysia
Dalam pertemuan tersebut, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu secara spesifik menyebutkan komoditas padi, jagung, dan ikan sebagai fokus utama kerja sama teknologi pertanian. Ia berharap adanya pertukaran teknologi dan pembinaan bersama antara kedua negara. Hal ini menunjukkan komitmen Malaysia untuk belajar dari pengalaman dan keberhasilan Indonesia di bidang pertanian.
MARDI, badan riset pertanian Malaysia, juga dilibatkan dalam kerja sama ini. Komitmen MARDI untuk menjalin kerja sama erat dengan Kementerian Pertanian Indonesia menunjukkan keseriusan Malaysia dalam memodernisasi sektor pertaniannya dengan bantuan teknologi Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian di Malaysia.
Selain itu, pertemuan ini juga membahas pentingnya kerja sama di tingkat ASEAN. Kedua negara sepakat untuk memperkuat solidaritas dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan global, seperti penetapan tarif perdagangan baru oleh negara-negara besar.
Permintaan Impor Beras dan Jawaban Indonesia
Di luar pembahasan teknologi pertanian, Malaysia juga mengajukan permintaan bantuan impor beras dari Indonesia. Malaysia mengakui bahwa produksi beras dalam negeri hanya mampu memenuhi 40-50 persen dari total kebutuhan. Namun, Menteri Amran menolak permintaan tersebut dengan alasan prioritas utama adalah menjaga ketersediaan stok beras di dalam negeri. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan iklim dan stabilitas pasokan beras di Indonesia.
Penolakan impor beras ini tidak mengurangi komitmen Indonesia untuk bekerja sama dengan Malaysia di bidang pertanian. Fokus utama tetap pada pertukaran teknologi dan peningkatan kapasitas pertanian di kedua negara. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kedua negara dan memperkuat hubungan bilateral di sektor pertanian.
Kesimpulannya, pertemuan antara Menteri Pertanian Indonesia dan Malaysia menandai langkah penting dalam kerja sama pertanian kedua negara. Fokus pada pertukaran teknologi pertanian, khususnya untuk komoditas padi dan jagung, menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan. Meskipun permintaan impor beras ditolak, kerja sama di bidang teknologi pertanian akan tetap menjadi prioritas utama dalam hubungan bilateral kedua negara, sekaligus memperkuat kerja sama di tingkat ASEAN dalam menghadapi tantangan global.