Maluku Utara: Dorong Hilirisasi Rumput Laut, Buka Peluang Ekonomi Baru
Pemerintah mendorong hilirisasi rumput laut di Maluku Utara untuk meningkatkan produksi, nilai tambah, dan daya saing di pasar global, memanfaatkan potensi geografis dan permintaan pasar internasional yang tinggi.

Maluku Utara tengah menjadi sorotan dalam pengembangan sektor kelautan. Perwakilan Kementerian Keuangan mendorong pengembangan inisiatif hilirisasi rumput laut di provinsi ini, berpotensi meningkatkan produksi dan nilai ekonomi daerah. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Maluku Utara, Tunas Agung Jiwa Brata, di Ternate, Selasa (28/1).
Provinsi yang memiliki wilayah kepulauan luas dan perairan tenang ini dinilai memiliki keunggulan geografis untuk menjadi sentra produksi rumput laut di Indonesia. Potensi ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan peningkatan produksi rumput laut Maluku Utara sejak 2019 hingga 2023, meski saat ini masih berada di peringkat ke-10 sebagai produsen terbesar nasional.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung penuh pengembangan ini dengan rencana perluasan proyek hilirisasi rumput laut ke Maluku Utara. Sebelumnya, proyek percontohan sukses dijalankan di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Indonesia sendiri tercatat memproduksi rata-rata 9,5 juta ton rumput laut per tahun (2019-2023) menurut data KKP, menunjukkan besarnya potensi yang belum tergali sepenuhnya.
Hilirisasi rumput laut bukan hanya sekadar meningkatkan produksi, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Rumput laut dapat diolah menjadi berbagai produk turunan, seperti bahan baku obat, kosmetik, cat, pupuk, dan bahkan bahan dental gigi. Selain itu, potensi produk makanan seperti agar-agar, gimmari (tempura rumput laut), nori (keripik rumput laut), dan miyeokguk (sup rumput laut) juga sangat menjanjikan.
Permintaan global terhadap rumput laut terus meningkat. Negara-negara seperti Tiongkok, Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia menjadi pasar ekspor utama Indonesia. Kondisi ini menjadi peluang emas bagi Maluku Utara untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakatnya.
Pemerintah berkomitmen mendukung pengembangan ini melalui kebijakan dan pengembangan teknologi. Dukungan tersebut bertujuan meningkatkan nilai tambah rumput laut dan daya saing di pasar internasional. Dengan hilirisasi, diharapkan Maluku Utara tidak hanya menjadi produsen, tetapi juga pengolah dan pengekspor produk rumput laut berkualitas tinggi.
Inisiatif hilirisasi rumput laut di Maluku Utara ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis kelautan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memajukan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia.