Maybrat Prioritaskan Perpanjangan Landasan Bandara Kambuaya untuk Tarik Investasi
Pemkab Maybrat, Papua Barat Daya, prioritaskan perpanjangan landasan pacu Bandara Kambuaya 600 meter untuk menarik investasi dan meningkatkan aksesibilitas daerah.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat, Papua Barat Daya, mengambil langkah besar dalam meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Pemkab memprioritaskan perpanjangan landasan pacu Bandara Kambuaya sepanjang 600 meter pada tahun ini. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi syarat operasional pesawat berbadan lebar, membuka aksesibilitas yang lebih luas, dan mendorong investasi di wilayah tersebut. Bupati Maybrat, Karel Murafer, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam pengembangan bandara ini sebagai upaya membuka isolasi dan merangsang pertumbuhan ekonomi Maybrat.
"Kami sudah mendapatkan dukungan anggaran dari pusat untuk pengembangan bandara ini, jadi itu tidak menjadi persoalan," kata Murafer di Sorong, Rabu (7/5).
Namun, proyek ambisius ini menghadapi tantangan. Pemkab Maybrat saat ini tengah berupaya menyelesaikan permasalahan hak ulayat masyarakat adat atas lahan yang dibutuhkan untuk perpanjangan landasan pacu. Proses negosiasi dan mediasi dengan pemilik hak ulayat menjadi fokus utama untuk memastikan kelancaran proyek.
Perluasan Akses dan Subsidi Penerbangan
Perpanjangan landasan pacu Bandara Kambuaya diharapkan mampu mengakomodasi pesawat berbadan lebih besar, sehingga meningkatkan kapasitas angkut penumpang dan barang. Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian Maybrat, khususnya dalam hal peningkatan perdagangan dan pariwisata. Selain itu, Pemkab Maybrat juga berkomitmen untuk memberikan subsidi penerbangan bagi maskapai Susi Air untuk rute Sorong-Kambuaya dan sebaliknya. Subsidi ini bertujuan untuk menekan harga tiket dan membuat penerbangan lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Sementara penerbangan dari Sorong ke Bandara Kambuaya belum mendapatkan subsidi. Kita pastikan tahun ini akan kita berikan subsidi," jelas Murafer. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan frekuensi penerbangan dan aksesibilitas masyarakat Maybrat ke daerah lain.
Pemkab Maybrat juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Kepala Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, untuk membuka rute penerbangan baru dari dan menuju Bandara Kambuaya, seperti rute Sorong-Kambuaya, Bintuni-Kambuaya, dan Fakfak-Kambuaya. Upaya ini menunjukkan komitmen Pemkab Maybrat untuk mengintegrasikan Bandara Kambuaya ke dalam jaringan penerbangan regional yang lebih luas.
Kerja Sama dengan Maskapai Penerbangan
Dalam upaya meningkatkan konektivitas udara, Pemkab Maybrat juga telah melakukan pendekatan kepada maskapai Wings Air. "Kami juga sudah menyurati maskapai Wings Air, dalam waktu dekat mereka akan turun survei kesiapan lapangan terbang," tambah Murafer. Hasil survei ini akan menentukan kelayakan operasional Wings Air di Bandara Kambuaya dan membuka peluang bagi lebih banyak pilihan penerbangan bagi masyarakat.
Saat ini, Bandara Kambuaya memiliki panjang landasan pacu 1.400 meter. Perpanjangan 600 meter akan meningkatkan kapasitas dan daya tampung bandara, sehingga mampu melayani pesawat yang lebih besar dan lebih banyak penumpang. Proyek ini merupakan investasi jangka panjang yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Maybrat.
Pemkab Maybrat optimistis bahwa dengan penyelesaian masalah hak ulayat dan dukungan anggaran dari pemerintah pusat, perpanjangan landasan pacu Bandara Kambuaya akan segera terwujud. Hal ini akan menjadi tonggak penting dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas di wilayah Papua Barat Daya.
Dengan adanya perpanjangan landasan pacu dan subsidi penerbangan, diharapkan Bandara Kambuaya dapat menjadi pintu gerbang bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Maybrat. Aksesibilitas yang lebih baik akan menarik investasi, meningkatkan perdagangan, dan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.