Menbud Apresiasi Restorasi Drama Sitti Nurbaya: Warisan Budaya untuk Generasi Muda
Menteri Kebudayaan mengapresiasi restorasi drama Sitti Nurbaya oleh TVRI sebagai upaya pelestarian budaya dan memperkenalkan karya klasik Indonesia kepada generasi muda.

Jakarta, 17 Maret 2024 - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Fadli Zon memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI) dalam merestorasi drama Sitti Nurbaya. Restorasi ini dinilai sebagai langkah penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia dan memperkenalkannya kepada generasi muda. Proses restorasi tersebut melibatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan kualitas gambar dan suara.
Menbudpar Fadli Zon menekankan bahwa drama Sitti Nurbaya bukan hanya sekadar kisah cinta klasik, melainkan juga cerminan realitas sosial pada masanya. "Sitti Nurbaya bukan sekedar kisah cinta klasik, tetapi juga cerminan realitas sosial pada masanya. Upaya TVRI dalam merestorasi drama ini merupakan bentuk nyata pelestarian budaya yang harus terus didukung," ungkap Menbudpar di Jakarta, Senin.
Beliau berharap langkah TVRI ini dapat menginspirasi lembaga lain untuk melakukan upaya serupa terhadap karya-karya bersejarah lainnya. Dengan demikian, warisan budaya Indonesia dapat terus dilestarikan dan diakses oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda yang mungkin belum familiar dengan karya-karya klasik tersebut. Inisiatif ini dinilai sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya bangsa.
Restorasi Sitti Nurbaya: Membuka Kembali Kejayaan Sinema Klasik Indonesia
Direktur LPP TVRI, Iman Brotoseno, menjelaskan bahwa proyek restorasi Sitti Nurbaya, yang dirilis pada tahun 2023, bertujuan untuk menghasilkan kualitas gambar dan suara yang tajam, jernih, dan sesuai dengan teknologi masa kini. Proses restorasi ini memanfaatkan teknologi AI untuk memperbaiki kualitas visual dan audio drama tersebut.
Menurut Iman, "Saya melihat kaset-kaset drama lama yang terlantar padahal isinya adalah ‘sesuatu’", sehingga proyek restorasi ini menjadi sangat penting. TVRI memiliki sejumlah aset audiovisual berharga yang perlu direstorasi dan dibagikan kepada masyarakat. Restorasi Sitti Nurbaya merupakan langkah besar dalam menghadirkan kembali kejayaan sinema klasik Indonesia.
Drama televisi Sitti Nurbaya dengan judul 'Kasih Tak Sampai', produksi tahun 1991, akan kembali tayang di TVRI mulai Jumat, 21 Maret 2024, sebanyak enam episode. Drama ini disutradarai oleh sutradara senior Dedi Setiadi dan dibintangi oleh sederet aktor dan aktris ternama.
Iman menambahkan, "TVRI merasa terpanggil untuk mengembalikan kejayaan dalam kualitas terbaik agar generasi sekarang dapat menikmatinya dengan pengalaman lebih baik." Hal ini menunjukkan komitmen TVRI dalam melestarikan dan memperkenalkan karya-karya klasik Indonesia kepada generasi muda.
Para Aktor dan Aktris Legendaris dalam Drama Sitti Nurbaya
Drama televisi Sitti Nurbaya versi 1991 ini menampilkan sejumlah aktor dan aktris ternama yang membawakan peran-peran penting dalam cerita tersebut. Beberapa nama yang terlibat antara lain Novia Kolopaking, Gusti Randa, HIM Damsyik, Remy Silado, Ninik L. Karim, Rina Hassim, dan Dian Hasri.
Penggunaan para aktor dan aktris senior ini semakin menambah nilai historis dan artistik dari drama tersebut. Kehadiran mereka diharapkan dapat menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan usia, sekaligus memperkenalkan talenta-talenta akting berbakat dari masa lalu.
Dengan direstorasinya drama Sitti Nurbaya, diharapkan generasi muda dapat lebih mudah mengakses dan menikmati karya-karya klasik Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam melestarikan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia.
Drama ini diadaptasi dari novel klasik karya Marah Rusli yang terbit pada tahun 1922. Sebagai karya sinematik pertama yang diangkat dari novel tersebut, restorasi ini diharapkan dapat menjadi langkah tepat dalam menghadirkan kembali kejayaan drama Indonesia dengan pengalaman menonton yang lebih baik bagi penonton modern.
Dengan kualitas gambar dan suara yang telah ditingkatkan, diharapkan drama ini dapat dinikmati oleh generasi muda dengan pengalaman yang lebih baik. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk melestarikan warisan budaya.