Film Indonesia Berjaya: Optimisme Tinggi, Film Lawas Dibuat Lebih Segar
Industri perfilman Indonesia sedang menikmati kesuksesan besar, ditandai dengan banyaknya film terlaris dan pembuatan ulang film lawas dengan cerita yang lebih modern dan segar.

Industri perfilman Indonesia tengah menikmati masa kejayaannya. Banyak film yang sukses besar di pasaran, menunjukkan optimisme tinggi di kalangan insan perfilman. Hal ini terlihat dari kesuksesan film-film terbaru dan tren pembuatan ulang film-film lawas dengan sentuhan modern, seperti yang diungkapkan oleh aktor Fedi Nuril dan produser eksekutif film 'Mendadak Dangdut', Indra Setiawan.
"Kami (insan perfilman Indonesia) bersyukur ya hari ini industri film Indonesia sekarang sedang menikmati hasilnya karena banyak film yang sukses dan kita sangat berbangga baik film jumbo film yang lain-lain ya, itu sukses semua," kata Indra di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa.
Suksesnya film "Jumbo", yang meraih 6 juta penonton hanya dalam 22 hari penayangan dan menjadi film terlaris di Lebaran 2025, menjadi bukti nyata dari kebangkitan perfilman Indonesia. Berbagai genre film, dari drama hingga horor, berhasil menarik minat penonton. Momentum ini dianggap sangat penting bagi para pembuat film untuk terus berkarya dan memberikan hiburan bagi masyarakat.
Film Lawas Kembali Diproduksi dengan Nuansa Baru
Tren pembuatan ulang film-film lawas juga menjadi salah satu faktor pendorong kesuksesan perfilman Indonesia saat ini. Film seperti 'Mendadak Dangdut' merupakan contoh dari film lawas yang diproduksi ulang dengan sentuhan modern, menarik minat penonton baru dan sekaligus mengenalkan kembali cerita klasik kepada generasi muda.
Fedi Nuril menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik yang semakin tinggi terhadap film Indonesia. Kepercayaan ini menjadi modal utama bagi industri perfilman untuk terus berkembang dan menciptakan karya-karya berkualitas.
"Kepercayaan publik terhadap film Indonesia semakin naik dan ini adalah momen di mana kita harus terus menjaga kepercayaan itu," ujar Fedi usai pemutaran film 'Mendadak Dangdut'.
Ia juga melihat peluang besar bagi generasi muda yang ingin berkarier di dunia perfilman. Tingginya permintaan tenaga kerja di berbagai bidang perfilman membuka kesempatan luas bagi para talenta muda untuk berkontribusi.
Modernisasi Intellectual Property (IP) Film Lawas
Fedi Nuril juga memberikan pandangannya mengenai modernisasi Intellectual Property (IP) film-film lawas. Ia menilai langkah ini sebagai hal yang positif untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memperkaya khazanah perfilman Indonesia.
"Menurut saya, enggak masalah sih karena itu IP nya mereka-mereka berhak mau melakukan apapun dan akan selalu menyenangkan melihat (film lawas) yang versi modern sih, misalnya film yang udah bertahun-tahun gitu kan secara konteks mungkin secara ceritanya bagus, tapi secara konteks artistiknya dan segala macem, mungkin gak tepat dan perlu diperbarui ya. Itu buat saya enggak ada masalah bisa menjangkau fans baru. Jadi justru menarik penonton-penonton baru," jelasnya.
Dengan memodernisasi IP, cerita-cerita klasik dapat diinterpretasikan kembali dengan sudut pandang dan teknologi yang lebih baru, sehingga tetap relevan dengan penonton masa kini. Hal ini juga membuka peluang untuk menghadirkan cerita-cerita yang lebih segar dan menarik.
Fedi menambahkan bahwa modernisasi IP justru memperkaya khazanah perfilman Indonesia dengan menghadirkan sudut pandang dan interpretasi baru terhadap cerita-cerita yang telah dikenal sebelumnya. "Ya betul, dia memperkaya vokal dari film Indonesia mereka loh," kata Fedi.
Kesimpulannya, industri perfilman Indonesia saat ini berada dalam momentum yang sangat positif. Kesuksesan film-film terbaru dan tren pembuatan ulang film lawas dengan sentuhan modern menjadi bukti nyata dari kebangkitan perfilman Indonesia. Hal ini juga membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berkarier di industri yang semakin berkembang ini.