Mendag Dorong Optimalisasi Resi Gudang untuk Swasembada Pangan
Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan pentingnya peran resi gudang dalam mencapai swasembada pangan di Indonesia, khususnya dengan mengoptimalkan gudang-gudang yang belum terpakai di Sulawesi Selatan dan seluruh Indonesia untuk menyimpan komoditas p
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso kembali mengingatkan pentingnya peran sistem resi gudang (SRG) dalam upaya Indonesia mencapai swasembada pangan. Pernyataan ini disampaikan saat beliau menghadiri Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam rapat yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Mendag Budi menjelaskan bahwa gudang-gudang SRG di bawah Kementerian Perdagangan dapat dimanfaatkan untuk menyimpan komoditas pangan utama, seperti beras, gabah, dan jagung. Beliau menekankan potensi besar yang belum tergali dari sistem ini untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Lebih lanjut, Mendag mencatat adanya sekitar 11 gudang SRG yang tidak aktif di Sulawesi Selatan. Gudang-gudang tersebut, terdiri dari 10 gudang konvensional dan 1 silo, memiliki kapasitas total mencapai 15.400 ton dan tersebar di sembilan kabupaten/kota. Potensi ini, jika dioptimalkan, akan sangat membantu program swasembada pangan pemerintah.
Budi Santoso mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk berkolaborasi dalam mengoptimalkan penggunaan fasilitas SRG. Beliau secara khusus mengimbau kepala daerah untuk memanfaatkan gudang-gudang yang masih menganggur. "Kami mohon kepala daerah dapat membantu mempersiapkan penggunaan gudang-gudang yang masih idle untuk mendukung upaya swasembada pangan," ujarnya.
Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden, yang mendorong pemanfaatan gudang SRG di seluruh Indonesia sebagai solusi penyimpanan beras, gabah, dan jagung. Saat ini, terdapat sekitar 100 gudang SRG yang belum beroperasi, dengan total kapasitas sekitar 145.000 ton. Penggunaan optimal dari gudang-gudang ini akan sangat signifikan dalam menunjang ketahanan pangan.
Selain optimalisasi SRG, Mendag juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga pangan. Meskipun harga beberapa komoditas seperti cabai mengalami sedikit kenaikan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, secara keseluruhan harga barang kebutuhan pokok relatif stabil. Kenaikan harga cabai rawit di Sulawesi Selatan, misalnya, hanya sedikit di atas harga acuan.
Mendag juga melihat potensi besar peningkatan ekspor Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik dan profesional, Indonesia bukan hanya bisa mencapai swasembada pangan, tetapi juga surplus. Sulawesi Selatan, misalnya, memiliki potensi ekspor yang tinggi pada produk ikan dan olahannya, minyak kelapa sawit, dan jagung. "Jika dikelola secara baik dan profesional, kita tidak hanya swasembada, tapi juga surplus. Di Sulawesi Selatan, ekspor produk ikan dan ikan olahan, minyak kelapa sawit, dan jagung cukup tinggi," kata Budi.
Sebagai penutup, Mendag berharap seluruh pemangku kepentingan dapat bekerja sama untuk mewujudkan swasembada pangan dan memaksimalkan potensi ekspor Indonesia. Hal ini membutuhkan sinergi dan komitmen bersama dari seluruh pihak yang terlibat.