Mendikbudristek: Vokasi Perlu Kuasai Sains dan Teknologi, Bukan Sekadar Ilmu Terapan
Mendikbudristek Brian Yuliarto mendorong perguruan tinggi vokasi untuk tidak hanya fokus pada ilmu terapan, tetapi juga menguasai sains dan teknologi demi menghadapi tantangan industri dan mewujudkan visi Indonesia maju.

Jakarta, 22 Februari 2024 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Brian Yuliarto, menekankan pentingnya pengembangan ilmu sains dan teknologi di perguruan tinggi vokasi. Ia meminta agar perguruan tinggi vokasi tidak hanya berfokus pada ilmu praktis dan terapan, tetapi juga membekali mahasiswa dengan pemahaman yang kuat di bidang sains dan teknologi. Hal ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu lalu.
Menurut Mendikbudristek, penguasaan sains dan teknologi ini krusial bagi lulusan vokasi untuk menghadapi tantangan di dunia industri yang semakin kompleks. Pernyataan ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk memajukan Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Tujuan dari Pak Prabowo membuat negara kita maju dan kualitas negara kita seperti negara maju lainnya. Sehingga, anak kita bisa hidup dengan tenang, nyaman, serta kesejahteraan tercapai," ujar Mendikbudristek Brian.
Mendikbudristek Brian menambahkan bahwa pengembangan industri yang kuat dan berdaya saing tinggi merupakan kunci utama dalam mewujudkan visi tersebut. Ia menjelaskan bahwa hal ini tidak mungkin dicapai tanpa adanya sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang sains dan teknologi. Dengan demikian, lulusan vokasi tidak hanya terampil secara praktis, tetapi juga mampu berinovasi dan memecahkan masalah yang kompleks.
Penguasaan Sains dan Teknologi: Kunci Industri Kuat
Mendikbudristek Brian lebih lanjut menjelaskan bahwa kunci dari produksi yang kuat dan berkualitas adalah modal, baik berupa sumber daya manusia yang terampil maupun teknologi yang mumpuni. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) berkomitmen untuk membangun kemandirian bangsa melalui beberapa strategi. Strategi tersebut meliputi pemantapan kemandirian bangsa, peningkatan lapangan kerja berkualitas, dorongan pertumbuhan industri kreatif, penciptaan sumber daya manusia yang unggul di bidang sains dan teknologi, serta hilirisasi berbasis sumber daya alam.
Politeknik, menurut Mendikbudristek, memiliki peran strategis dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan mendukung cita-cita Presiden Prabowo Subianto. Pendidikan vokasi yang berkualitas, yang mengintegrasikan ilmu terapan dengan pemahaman sains dan teknologi, sangat penting untuk mencapai keberhasilan ekonomi berlandaskan Pancasila dan kemandirian bangsa Indonesia. "Hal ini tentunya diperlukan untuk mencapai keberhasilan ekonomi yang berlandaskan Pancasila dan kemandirian bangsa Indonesia," tegas Mendikbudristek.
Ia juga mengajak senat perguruan tinggi vokasi untuk berperan aktif dalam mengawal setiap kampusnya agar terlibat dalam peranan strategis. Hal ini bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) dan melahirkan industri-industri besar yang mampu bersaing di kancah global.
Peran Strategis Politeknik dalam Pembangunan Nasional
Kemdikbudristek menyadari pentingnya peran politeknik dan perguruan tinggi vokasi dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, dukungan dan pembinaan terhadap perguruan tinggi vokasi akan terus ditingkatkan. Hal ini meliputi peningkatan kualitas pendidikan, pengembangan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan industri, serta peningkatan aksesibilitas pendidikan vokasi bagi masyarakat.
Dengan menguasai sains dan teknologi, lulusan vokasi diharapkan mampu berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Mereka tidak hanya menjadi tenaga kerja terampil, tetapi juga menjadi inovator dan entrepreneur yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mendikbudristek menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi, industri, dan pemerintah dalam mengembangkan pendidikan vokasi yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Kolaborasi ini akan memastikan bahwa lulusan vokasi memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan mampu berkontribusi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Dengan demikian, fokus pada sains dan teknologi di perguruan tinggi vokasi bukan hanya sekadar menambah pengetahuan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang untuk pembangunan Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing.