Mendiktisaintek Ajak BEM Ikut Proyek Partisipasi Mahasiswa Riset: Dana Rp300 Juta Siap Digelontorkan!
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) mengajak BEM seluruh Indonesia terlibat dalam proyek Partisipasi Mahasiswa Riset, dengan pendanaan hingga Rp300 juta. Simak detailnya!

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, secara resmi mengajak seluruh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk terlibat aktif dalam proyek riset. Ajakan ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di tanah air. Inisiatif ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran mahasiswa sebagai agen perubahan dan inovasi.
Pernyataan tersebut disampaikan Brian Yuliarto di sela-sela gelaran Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025. Acara bergengsi tersebut berlangsung di Sasana Budaya Ganesa, Bandung, pada Sabtu lalu. Keterlibatan mahasiswa dalam proyek riset dianggap krusial untuk menghasilkan solusi konkret bagi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Mendiktisaintek menekankan bahwa kontribusi mahasiswa melalui keilmuan yang mereka peroleh di kampus memiliki potensi besar. Partisipasi Mahasiswa Riset ini diharapkan dapat menjadi pendorong utama dalam memecahkan isu-isu sehari-hari. Program ini juga menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan teori ke dalam praktik nyata yang berdampak positif.
Menggalakkan Program Mahasiswa Berdampak
Untuk mewujudkan partisipasi aktif mahasiswa dalam membangun budaya iptek di Indonesia, Kemdiktisaintek telah menginisiasi Program Mahasiswa Berdampak. Program ini dirancang sebagai platform bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide-ide inovatif mereka. Melalui program ini, diharapkan muncul gagasan-gagasan riset yang relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Brian Yuliarto menjelaskan bahwa BEM, sebagai representasi mahasiswa, diharapkan dapat mengonsolidasikan ide-ide tersebut. "Kita lihat BEM tentu pasti representasi dari teman-teman mahasiswanya. Nah, BEM akhirnya mengonsolidasikan, kemudian dengan itu mereka menyusun proposal, kemudian nanti kita review," ujar Mendiktisaintek. Proses ini memastikan bahwa proposal yang diajukan memiliki kualitas dan relevansi yang tinggi.
Program ini juga membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan riset dan kolaborasi. Dengan bimbingan dari dosen dan peneliti, proyek-proyek yang diusulkan dapat menjadi kontribusi nyata. Partisipasi Mahasiswa Riset ini tidak hanya bermanfaat bagi pengembangan iptek, tetapi juga bagi peningkatan kapasitas diri mahasiswa itu sendiri.
Dukungan Pendanaan dan Kolaborasi Industri
Komitmen pemerintah terhadap Partisipasi Mahasiswa Riset ini tidak hanya berhenti pada ajakan. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IV, Lukman, mengonfirmasi bahwa pemerintah akan memberikan pendanaan yang signifikan. Nominal pendanaan dapat mencapai Rp300 juta per program riset unggulan. Ini merupakan insentif besar bagi BEM untuk mengajukan proposal terbaik.
"Jadi ide-ide mereka yang memang akan berdampak, kita akan danai. Nah jadi kita menunggu proposal-proposal terbaik dari BEM untuk bisa kita fasilitasi," tutur Lukman. Pendanaan ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan kreativitas mahasiswa. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung kebutuhan riset, mulai dari pengadaan alat hingga biaya operasional.
Selain pendanaan, Mendiktisaintek juga mendorong kolaborasi antara mahasiswa dan dunia industri. Mantan Wakil Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menyebutkan pihaknya akan membantu proyek mahasiswa untuk masuk ke dalam dunia industri. "Kita mengajak juga ya industri-industri, silahkan kalau ada yang memiliki kebutuhan, kalau ada yang memiliki keinginan, membutuhkan riset, membutuhkan barangkali KKN mahasiswa, kita sangat senang," ucap Brian Yuliarto. Dengan 4.000 kampus, 100.000 dosen dan peneliti, serta 10 juta mahasiswa, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi global melalui Partisipasi Mahasiswa Riset.