Mendukbangga Optimistis Program Genting Selamatkan Satu Generasi
Menteri Wihaji optimis program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) mampu menyelamatkan satu generasi dan menjadi kunci keberhasilan bonus demografi Indonesia.

Jakarta, 19 Maret 2024 (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menyampaikan optimismenya terhadap program Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) dalam menyelamatkan satu generasi Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (19/3), menyusul diskusi bersama para pemimpin redaksi media massa di Kantor Kemendukbangga/BKKBN pada Selasa (18/3).
Wihaji menegaskan keyakinannya bahwa keberhasilan program Genting akan berdampak besar pada masa depan bangsa. Ia menyatakan, "Semangatnya cuma satu, saya menyakini kalau menyelamatkan satu manusia sama dengan menyelamatkan satu generasi dengan gerakan Genting." Program ini diharapkan mampu mengatasi masalah stunting yang menjadi tantangan serius bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Selain Genting, Wihaji juga menyoroti pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang sedang dialami Indonesia. Data SP2020 menunjukkan 70,72 persen penduduk Indonesia berusia produktif (14-65 tahun), dengan 68,62 persen berusia 15-64 tahun. Generasi Z (27,94 persen) dan milenial (25,87 persen) memiliki peran krusial dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Strategi Mendukbangga dalam Mengoptimalkan Bonus Demografi
Menurut Menteri Wihaji, keberhasilan bonus demografi sangat bergantung pada beberapa faktor kunci. Pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan kesehatan merupakan prioritas utama. Peningkatan produktivitas tenaga kerja, terutama partisipasi perempuan dalam pasar kerja, juga menjadi fokus utama. Hal ini selaras dengan upaya menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong semangat kewirausahaan di kalangan pemuda.
Kemendukbangga/BKKBN juga berkomitmen untuk konsisten menurunkan angka kelahiran melalui program keluarga berencana (KB) dan penggunaan alat kontrasepsi. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dan memastikan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Wihaji menambahkan, "Kita pastikan bahwa yang usianya produktif harus berkualitas. Itu tugas kita di Kemendukbangga/BKKBN, ada tiga yakni menciptakan masyarakat yang mandiri, tenteram dan bahagia. Itu indikator dari masyarakat atau penduduk yang berkualitas."
Partisipasi perempuan dalam pasar kerja menjadi perhatian khusus. Program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) dirancang untuk mendukung hal ini, dengan menyediakan tempat penitipan anak yang berkualitas. Upaya lain termasuk menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin dan pengendalian tingkat kelahiran melalui program KB.
Lima Program Percepatan (Quick Wins) Kemendukbangga/BKKBN
Untuk mengoptimalkan bonus demografi, Kemendukbangga/BKKBN telah menetapkan lima program percepatan atau quick wins. Selain Genting, program-program tersebut meliputi:
- Tamasya: Penyediaan tempat penitipan anak unggulan.
- Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati).
- Aplikasi super berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk konsultasi keluarga.
- Lansia Berdaya (Sidaya): Layanan berbasis komunitas untuk lansia yang membutuhkan.
Wihaji juga menekankan peran penting media massa dalam menyebarluasan informasi kependudukan dan pembangunan keluarga. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan media diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendukung keberhasilan program-program tersebut.
Sebagai penutup, upaya menyeluruh yang dilakukan oleh Kemendukbangga/BKKBN, termasuk program Genting dan inisiatif lainnya, menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam memanfaatkan bonus demografi untuk kemajuan Indonesia. Dengan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengendalian pertumbuhan penduduk, Indonesia diharapkan dapat meraih potensi penuh dari bonus demografi ini.