Mendukbangga Ungkap Kunci Keluarga Bahagia, Wujudkan Indonesia Emas 2045
Menteri PPKB ungkap kunci keluarga bahagia sebagai tolak ukur Indonesia Emas 2045, menekankan pentingnya optimisme, menikmati masa kini, dan kolaborasi dalam menghadapi bonus demografi.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB) sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, baru-baru ini memaparkan kunci utama keluarga bahagia sebagai indikator keberhasilan Indonesia Emas 2045. Pernyataan ini disampaikan saat membuka acara Retreat Flower, Bee, and Honey di Bandung, Jumat malam (17/1).
Menurut Menteri Wihaji, kunci keluarga bahagia terletak pada tiga hal sederhana. "Pembangunan keluarga diukur dari kemandirian, ketenteraman, dan kebahagiaan. Ciri-ciri kebahagiaan itu sederhana: pertama, lupakan masa lalu; kedua, tatap masa depan; dan yang terpenting, nikmati hari ini," jelasnya. Beliau menekankan pentingnya optimisme, mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai kemajuan.
Lebih lanjut, Menteri Wihaji menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu cemas akan masa depan. Beliau menegaskan optimisme terhadap masa depan bangsa Indonesia. "Presiden selalu berpesan agar kita jangan pernah mendidik anak-anak kita menjadi orang pesimis. Indonesia ini selalu ada solusinya, sejarah membuktikan setiap masalah selalu ada solusinya," tambahnya.
Kementerian PPKB/BKKBN memiliki peran krusial dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Menjelang tahun 2025, Kementerian PPKB akan fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan percepatan pengentasan kemiskinan, sesuai dengan arahan Astacita poin empat dan enam. Hal ini sejalan dengan visi Kementerian untuk mengurusi siklus kehidupan manusia, dari remaja hingga lansia.
Wihaji juga menekankan pentingnya mengelola siklus kehidupan untuk memberikan kepastian bagi generasi muda. "Untuk itu, kementerian kita ini harus mengurusi siklus kehidupan untuk memberikan kepastian kepada generasi muda, khususnya mulai dari hulu ke hilir, yakni remaja, calon pengantin, ibu hamil, bayi di bawah lima tahun (balita), sampai lanjut usia (lansia)," tegasnya.
Bonus demografi menjadi peluang besar bagi Indonesia, namun perlu persiapan matang. Kolaborasi antar pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam memanfaatkan peluang ini. "Kita memiliki tanggung jawab bersama terkait pengendalian penduduk yang merupakan bagian dari mewujudkan sumber daya manusia produktif untuk meraih bonus demografi," ujarnya.
Sebagai langkah konkrit, Kementerian PPKB/BKKBN telah menetapkan lima program percepatan atau quick wins untuk tahun 2025. Kelima program tersebut antara lain: Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Anak melalui penyediaan daycare unggulan, Gerakan Ayah Teladan (Gate), aplikasi super berbasis AI untuk konsultasi keluarga, dan Lansia Berdaya yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk lansia.
Terakhir, Menteri Wihaji juga mengingatkan pentingnya kerja sama untuk mempercepat penurunan angka stunting sesuai target Bappenas, yaitu 18 persen. Semua pihak perlu bahu membahu mewujudkan keluarga bahagia dan Indonesia Emas 2045.