Mengapa Konsultasi Tahunan RI-Malaysia Sempat Vakum 7 Tahun? Menlu Sugiono Ungkap Alasannya
Setelah tujuh tahun vakum, Konsultasi Tahunan RI-Malaysia kembali digelar. Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan alasan di balik jeda panjang ini dan pentingnya pertemuan tersebut.

Jakarta, 30 Juli – Konsultasi Tahunan ke-13 antara Republik Indonesia dan Malaysia akhirnya kembali digelar. Pertemuan penting ini berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (29/7), setelah sempat terhenti selama tujuh tahun lamanya. Presiden RI Prabowo Subianto menyambut langsung kunjungan kerja Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim dalam agenda bilateral ini.
Mekanisme bilateral yang dikenal sebagai Konsultasi Tahunan pemimpin kedua negara ini terakhir kali diselenggarakan di Kuching, Sarawak, pada tahun 2017. Kembalinya pertemuan ini menandai upaya kedua negara untuk memperbarui dialog strategis dan mempererat ikatan persahabatan yang telah lama terjalin.
Menteri Luar Negeri Sugiono, dalam keterangan persnya di Istana Merdeka, menjelaskan alasan di balik jeda panjang tersebut. Menurutnya, mekanisme konsultasi ini krusial tidak hanya untuk membahas berbagai isu strategis, tetapi juga untuk semakin mempererat hubungan antara kedua pemimpin negara.
Alasan di Balik Jeda Panjang Konsultasi Tahunan
Menlu Sugiono mengungkapkan bahwa vakumnya Konsultasi Tahunan RI-Malaysia selama tujuh tahun terakhir disebabkan oleh padatnya jadwal kedua pemimpin negara. "Saya kira mungkin karena jadwal ya, jadwal antara kedua pemimpin yang mungkin belum pas. Ini juga kita baru pas sekali ini," jelas Menlu Sugiono.
Ketersediaan waktu yang tepat menjadi faktor kunci dalam penyelenggaraan kembali pertemuan tingkat tinggi ini. Meskipun demikian, pentingnya mekanisme ini tidak pernah surut, mengingat dinamika regional dan global yang terus berkembang.
Menlu Sugiono menekankan bahwa pertemuan ini sangat vital untuk memperbarui berbagai isu strategis yang relevan bagi kedua negara. Selain itu, Konsultasi Tahunan juga berfungsi sebagai platform untuk mempererat hubungan personal dan kerja sama antara pemimpin Indonesia dan Malaysia.
Agenda dan Harapan dari Pertemuan Bilateral
Pada Konsultasi Tahunan ke-12 RI-Malaysia di Kuching, Sarawak, pada tahun 2017 silam, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Mohamad Najib telah membahas sejumlah isu krusial. Topik yang menjadi fokus kala itu meliputi penguatan kerja sama ekonomi, perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan ketenagakerjaan, isu perbatasan, serta isu pertahanan dan keamanan.
Dengan digelarnya kembali Konsultasi Tahunan ke-13 ini, diharapkan berbagai isu yang belum terselesaikan dapat ditindaklanjuti. Selain itu, pertemuan ini menjadi kesempatan untuk mengidentifikasi area kerja sama baru yang relevan dengan tantangan dan peluang saat ini.
Menlu Sugiono berharap Konsultasi Tahunan ini dapat rutin digelar di masa mendatang. "Saya kira ini satu mekanisme yang tepat, di samping juga semakin mendekatkan hubungan bilateral," tambahnya. Rutinitas pertemuan ini diharapkan mampu memastikan komunikasi yang berkelanjutan dan respons yang cepat terhadap perkembangan isu global yang memerlukan koordinasi antara Indonesia dan Malaysia.