Menhan RI Bahas Ketidakpastian Global dan Penguatan Kerja Sama Perdagangan di Pertemuan APEC
Menteri Perdagangan negara-negara APEC membahas ketidakpastian ekonomi global dan upaya memperbarui sistem perdagangan multilateral dalam pertemuan di Pulau Jeju, Korea Selatan.

Menteri-menteri perdagangan dari 21 ekonomi APEC berkumpul pada Kamis, 16 Mei 2025, dalam Pertemuan Menteri-menteri APEC yang Bertanggung Jawab atas Perdagangan (MRT) untuk membahas ketidakpastian ekonomi global dan membangun kembali sistem perdagangan multilateral. Pertemuan yang diselenggarakan di Pulau Jeju, Korea Selatan, yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, dibuka dengan seruan kuat untuk kerja sama dan pembaruan kepercayaan dalam sistem perdagangan multilateral.
Menteri Perdagangan Korea Selatan, Inkyo Cheong, yang memimpin pertemuan tersebut, menyampaikan sambutan hangat kepada para rekannya. Ia menekankan pentingnya Pulau Jeju bagi sejarah APEC dan komunitas perdagangan global. "Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua yang telah melakukan perjalanan jauh ke Pulau Jeju untuk pertemuan APEC MRT tahun ini. Sebagai salah satu anggota pendiri APEC pada tahun 1989, Korea memulai dengan menjadi tuan rumah pertemuan multilateral pada tahun 1991 di Seoul dan menjadi tuan rumah pertemuan MRT di pulau ini pada tahun 2005," kata Menteri Cheong. Ia juga mengakui tantangan yang dihadapi ekonomi APEC yang mempengaruhi lanskap perdagangan global.
Menteri Cheong mengakui bahwa ekonomi-ekonomi APEC menghadapi tantangan tumpang tindih yang memengaruhi lanskap perdagangan global. "Karena perdagangan lintas batas dan rantai pasokan yang saling terkait terus berkembang, ketidakpastian yang berkembang memberi tekanan pada ekonomi dan lanskap perdagangan global," jelasnya. Ia menambahkan bahwa peran APEC semakin penting dalam situasi ini, sehingga dunia memberikan perhatian besar pada pertemuan MRT tahun ini. Pertemuan di Jeju akan fokus pada pemulihan multilateral dan memposisikan ekonomi APEC untuk masa depan di bawah tema ekonomi tuan rumah 2025, yaitu 'Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan – Terhubung, Berinovasi, Maju'.
Memperkuat Sistem Perdagangan Multilateral
Dalam pertemuan tersebut, para menteri perdagangan APEC mengeksplorasi berbagai topik, termasuk inovasi kecerdasan buatan untuk fasilitasi perdagangan, masa depan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan sistem perdagangan multilateral, serta cara untuk mendorong kemakmuran melalui perdagangan berkelanjutan. Menteri Cheong menyoroti sesi pertama tentang kecerdasan buatan, menekankan adopsi AI di berbagai sektor dalam transisi ekonomi digital yang cepat. Sesi kedua membahas konektivitas melalui sistem perdagangan multilateral, yang telah menjadi fokus utama pertemuan MRT.
Diskusi tentang sistem perdagangan multilateral, termasuk WTO, telah lama menjadi fokus pertemuan MRT. Para menteri juga membahas kemakmuran melalui perdagangan berkelanjutan. Menteri Cheong menyatakan keyakinannya bahwa hasil diskusi akan beresonansi di seluruh dunia, mengingat tantangan yang dihadapi sistem perdagangan multilateral. Ia menutup pertemuan dengan optimis, mengacu pada semangat ketahanan dan kolaborasi Pulau Jeju. "Pulau Jeju telah lama mewujudkan nilai-nilai komunitas dalam cara hidupnya. Dengan semangat ini, saya berharap pertemuan MRT hari ini akan meletakkan dasar yang kuat untuk dialog dan kolaborasi untuk mengatasi tantangan politik dan ekonomi serta ketidakpastian yang kita hadapi," katanya. Menteri Cheong berharap pertemuan ini akan menghasilkan hasil yang berarti pada Pekan Pemimpin Ekonomi APEC.
Tantangan dan Peluang di Era Digital
Pertemuan MRT APEC di Pulau Jeju menjadi sorotan karena membahas isu-isu krusial dalam perdagangan global di tengah ketidakpastian ekonomi. Salah satu fokus utama adalah peran kecerdasan buatan (AI) dalam fasilitasi perdagangan. Adopsi AI yang cepat di berbagai sektor membutuhkan kerjasama internasional untuk memastikan pemanfaatan teknologi ini secara efektif dan adil. Selain itu, pembahasan mengenai masa depan WTO dan sistem perdagangan multilateral menjadi sangat penting, mengingat perlunya reformasi untuk menghadapi tantangan global.
Perdagangan berkelanjutan juga menjadi topik penting, mengingat dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas ekonomi. Para menteri membahas bagaimana mempromosikan perdagangan yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial, yang dapat berkontribusi pada kemakmuran jangka panjang. Pertemuan ini menunjukkan komitmen negara-negara APEC untuk bekerja sama dalam mengatasi tantangan global dan membangun sistem perdagangan yang lebih tangguh dan adil.
Kesimpulannya, Pertemuan Menteri-menteri APEC yang Bertanggung Jawab atas Perdagangan (MRT) di Pulau Jeju menghasilkan komitmen kuat untuk mengatasi ketidakpastian ekonomi global dan memperbarui sistem perdagangan multilateral. Diskusi mengenai AI, WTO, dan perdagangan berkelanjutan menunjukkan upaya proaktif negara-negara APEC dalam menghadapi tantangan dan peluang di era digital. Hasil dari pertemuan ini diharapkan dapat berkontribusi pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan global.