APEC Sepakati Penguatan Perdagangan Digital dan Rantai Pasok untuk Ekonomi Inklusif
Pertemuan Menteri Perdagangan APEC di Korea Selatan menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan digital dan memperkuat rantai pasok guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan inovatif.

Jakarta, 17 Mei 2025 - Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) 2025 yang berlangsung di Jeju, Korea Selatan, pada 15-16 Mei 2025, telah mencapai kesepakatan penting. Kesepakatan tersebut berfokus pada peningkatan kerja sama perdagangan digital sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan inovatif, serta penguatan rantai pasok global yang tangguh. Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, dan para menteri perdagangan dari negara-negara anggota APEC lainnya.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menekankan pentingnya sistem perdagangan internasional yang adil dan bebas dari diskriminasi. Beliau menyatakan, "Dalam pertemuan ini, Indonesia menekankan pentingnya menjaga sistem perdagangan global yang bebas dari praktik diskriminatif dan proteksionisme. Perdagangan dunia harus dilakukan secara terbuka serta dapat diakses oleh semua negara secara adil." Pernyataan ini mencerminkan komitmen Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral yang inklusif dan berkelanjutan.
Kesepakatan ini juga mencakup komitmen untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya yang dimiliki dan dikelola perempuan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdampak luas bagi masyarakat. Penguatan UMKM dianggap sebagai pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang merata dan berkelanjutan.
Penguatan Perdagangan Digital dan Rantai Pasok
Salah satu poin utama dalam kesepakatan APEC MRT 2025 adalah peningkatan kerja sama di bidang perdagangan digital. Perdagangan digital dipandang sebagai katalis pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan efisien. Para menteri sepakat untuk mendorong pengembangan infrastruktur digital yang handal dan aksesibilitas yang luas bagi semua pelaku ekonomi.
Selain itu, para menteri juga menekankan pentingnya penguatan rantai pasok yang tangguh dan berkelanjutan. Penguatan ini menjadi respons terhadap berbagai tantangan global, termasuk disrupsi pasokan akibat pandemi dan ketidakpastian geopolitik. Langkah-langkah konkret untuk meningkatkan ketahanan rantai pasok akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Konektivitas kawasan juga menjadi fokus utama dalam kesepakatan ini. Peningkatan konektivitas diharapkan dapat memperlancar arus barang dan jasa, serta memperkuat integrasi ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan mengurangi kesenjangan pembangunan.
Kerja Sama Bilateral Indonesia
Di sela-sela pertemuan APEC MRT 2025, Indonesia juga memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara mitra dagang strategis. Beberapa negara yang dikunjungi antara lain Selandia Baru, Korea Selatan, Singapura, Chile, dan Jepang. Pertemuan-pertemuan bilateral ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi bilateral.
Menteri Perdagangan Budi Santoso juga bertemu dengan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala untuk membahas perkembangan terbaru dalam sistem perdagangan multilateral, termasuk persiapan menuju Konferensi Menteri ke-14 WTO (MC14) di Kamerun. Pertemuan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendorong reformasi sistem perdagangan global.
Indonesia menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam kerja sama regional dan multilateral. Namun, hal ini tetap diimbangi dengan upaya untuk menjaga kepentingan nasional melalui kerja sama perdagangan yang seimbang dan strategis. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia berupaya untuk menyeimbangkan kepentingan nasional dengan kerja sama internasional.
Secara keseluruhan, kesepakatan APEC MRT 2025 menunjukkan komitmen kuat dari negara-negara anggota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan melalui penguatan perdagangan digital dan rantai pasok. Indonesia, sebagai salah satu anggota aktif APEC, akan terus berperan aktif dalam mewujudkan kesepakatan tersebut.