Menolak MBG, Pelajar Papua Minta Fokus Pendidikan: Respons Kemendikdasmen
Menanggapi penolakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Papua, Kemendikdasmen menyatakan akan terus mengevaluasi program dan memastikan manfaatnya bagi pendidikan, menanggapi aksi demonstrasi ratusan pelajar di Yahukimo.
![Menolak MBG, Pelajar Papua Minta Fokus Pendidikan: Respons Kemendikdasmen](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000152.895-menolak-mbg-pelajar-papua-minta-fokus-pendidikan-respons-kemendikdasmen-1.jpg)
Ratusan pelajar di Yahukimo, Papua Pegunungan, baru-baru ini menggelar aksi demonstrasi menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka lebih memprioritaskan program-program pendidikan lainnya. Aksi ini mendapat perhatian luas di media massa dan sosial media, dan mendapat tanggapan resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, memberikan klarifikasi. Beliau menjelaskan bahwa MBG dirancang untuk mendukung kesehatan fisik siswa sebagai dasar keberhasilan belajar. "Keterpenuhan gizi berkorelasi tinggi dengan stamina prima, yang sangat penting untuk semangat dan energi belajar murid," ujar Mendikdasmen.
Kemendikdasmen menekankan bahwa MBG merupakan bagian penting dari penguatan pendidikan sejak dini. Program ini menargetkan siswa SD-SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Hal ini sejalan dengan program prioritas pemerintah, yaitu wajib belajar 13 tahun yang dimulai dari taman kanak-kanak.
Meskipun demikian, Kemendikdasmen menyadari pentingnya masukan dari masyarakat. Oleh karena itu, Kemendikdasmen menyatakan akan terus mengevaluasi dan menyempurnakan program MBG. "Berbagai kasus di lapangan akan menjadi masukan untuk penyempurnaan program MBG di masa mendatang," kata Mendikdasmen.
Kemendikdasmen menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh program MBG. Evaluasi dan masukan dari berbagai pihak, termasuk aksi penolakan di Papua, akan digunakan untuk meningkatkan efektivitas program. Proses evaluasi ini akan menjadi pertimbangan dalam perbaikan program MBG kedepannya.
Kemendikdasmen mengakui pentingnya mendengarkan aspirasi masyarakat, termasuk pelajar Papua yang menolak MBG. Pemerintah menyadari bahwa setiap daerah memiliki konteks dan kebutuhan yang berbeda. Oleh karena itu, evaluasi yang menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan MBG memberikan dampak positif bagi seluruh siswa Indonesia.
Dengan adanya aksi penolakan ini, Kemendikdasmen memiliki kesempatan untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Langkah ini bertujuan untuk memastikan agar program MBG dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat optimal, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Ke depannya, Kemendikdasmen berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas program MBG agar lebih responsif terhadap kebutuhan siswa di seluruh Indonesia.
Kesimpulannya, Kemendikdasmen menanggapi serius penolakan MBG di Papua. Mereka berkomitmen untuk terus mengevaluasi program dan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak untuk memastikan program MBG memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia, termasuk di Papua. Proses evaluasi dan penyempurnaan akan terus dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program dan mengakomodasi aspirasi masyarakat.