Stafsus Menhan Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Diterima di Wamena
Stafsus Menhan, Lenis Kogoya, memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diterima masyarakat Wamena, Papua Pegunungan, setelah sebelumnya sempat ditolak dan memicu demonstrasi.

Staf Khusus Menteri Pertahanan (Stafsus Menhan), Lenis Kogoya, baru-baru ini mengunjungi Wamena, Provinsi Papua Pegunungan, untuk memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan lancar. Kunjungan ini dilakukan setelah munculnya isu penolakan program tersebut oleh sebagian masyarakat. Kunjungan tersebut dilakukan pada Kamis di Kantor Bupati Jayawijaya, Wamena. Sosialisasi MBG bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman dan memastikan program pemerintah ini diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat, khususnya para siswa.
Menurut Lenis Kogoya, isu penolakan MBG di Wamena telah menjadi perhatian serius. Ia menjelaskan bahwa setelah melakukan sosialisasi di tiga provinsi, Papua, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan, ternyata anak-anak sekolah justru antusias menerima program MBG. Hal ini berbanding terbalik dengan anggapan sebelumnya. Data dari Badan Gizi Nasional (BGN) menunjukkan tingginya angka anak-anak Indonesia yang berangkat sekolah tanpa sarapan, sehingga program ini dinilai sangat penting.
"Di sini, kami turun karena ada persoalan penolakan Makan Bergizi Gratis. Kami sudah turun ke Timika, Nabire, Jayapura, semuanya punya semangat luar biasa. Dua provinsi, Papua Pegunungan dan Papua Tengah semua sudah menerima, dengan adanya kami dengar isu-isu penolakan ini, maka kami serahkan yayasan di sekolah masing-masing untuk mengelola MBG," jelas Lenis Kogoya dalam sosialisasi tersebut. Ia menambahkan bahwa anak-anak Papua harus berdaya dan ia siap berkorban untuk kemajuan ekonomi di Papua. Program MBG diharapkan dapat menciptakan kedaulatan ekonomi dengan membuat masyarakat lebih produktif.
Sosialisasi dan Penandatanganan Pernyataan Sikap
Dalam kunjungannya, Lenis Kogoya tidak hanya melakukan sosialisasi, tetapi juga menandatangani pernyataan sikap bersama masyarakat Papua Pegunungan. Pernyataan sikap tersebut berisi tiga poin penting terkait MBG dan sekolah gratis. Poin pertama menyatakan penerimaan dan dukungan terhadap program MBG Presiden RI Prabowo Subianto. Poin kedua menugaskan pengelolaan Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) kepada yayasan, gereja, dan Lembaga Masyarakat Adat (LMA). Poin ketiga menegaskan tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan sekolah gratis, dengan kepala dinas bertugas mendata sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Penandatanganan pernyataan sikap ini menjadi bukti nyata dukungan masyarakat terhadap program MBG. Hal ini sekaligus menjawab isu penolakan yang sebelumnya beredar. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan program MBG dapat berjalan efektif dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat Wamena.
Langkah ini juga menunjukkan komitmen pemerintah pusat untuk memastikan program MBG berjalan dengan baik di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah-daerah terpencil seperti Wamena. Partisipasi aktif masyarakat dan lembaga-lembaga lokal sangat penting untuk keberhasilan program ini.
Menjawab Isu Penolakan dan Demonstrasi
Sebelumnya, pada 17 Februari 2025, sempat terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh para pelajar di depan Kantor Bupati Jayawijaya. Mereka menolak program MBG dan lebih memilih program pendidikan gratis. Namun, melalui sosialisasi dan pernyataan sikap bersama, isu penolakan tersebut berhasil diatasi. Stafsus Menhan menegaskan bahwa program MBG dan pendidikan gratis akan terus berjalan beriringan untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih baik.
Dengan adanya klarifikasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh Stafsus Menhan, diharapkan masyarakat Wamena dapat memahami tujuan dan manfaat dari program MBG. Program ini bukan hanya sekadar memberikan makanan bergizi, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Papua Pegunungan secara keseluruhan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga lokal menjadi kunci keberhasilan program ini.
Program MBG dan pendidikan gratis merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Papua. Dengan memastikan kedua program ini berjalan beriringan, diharapkan akan tercipta generasi muda Papua yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Ke depan, monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan program MBG mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Wamena dan Papua Pegunungan secara luas.