Menteri Usul WFA untuk Kelancaran Arus Balik Lebaran 2025
Menkes Dudy Purwagandhi mengusulkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) untuk mengurangi kepadatan arus balik Lebaran 2025 yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 6 April 2025.

Jakarta, 11 Maret 2024 (ANTARA) - Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mengusulkan penerapan kebijakan work from anywhere (WFA) selama arus balik Lebaran 2025 untuk mengurangi kepadatan di jalan raya. Berdasarkan data historis tahun 2023 dan 2024, serta survei daring, kementerian memprediksi peningkatan arus balik akan dimulai tiga hari setelah Lebaran (D+3) dan mencapai puncaknya pada D+5, atau Minggu, 6 April 2025.
Survei daring yang dilakukan memperkirakan pergerakan mencapai 31,4 juta orang, atau 21,5 persen dari populasi. "Berdasarkan hasil survei daring, diperkirakan akan ada pergerakan 31,4 juta orang, atau 21,5 persen (dari populasi)," ujar Menteri Dudy dalam rapat dengan DPR Selasa lalu. Angka ini menunjukkan potensi kepadatan yang signifikan pada arus balik Lebaran tahun depan.
Antisipasi kepadatan ini mendorong Kementerian Perhubungan untuk berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait. Langkah-langkah yang direncanakan meliputi pemberian diskon tol dan promosi kebijakan WFA selama periode arus balik. Hal ini diharapkan dapat mendistribusikan jumlah pemudik secara merata dan mengurangi beban di jalan raya.
Antisipasi Lonjakan Arus Balik Lebaran 2025
Kementerian Perhubungan telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi lonjakan arus balik Lebaran 2025. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penerapan kebijakan WFA. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah pemudik yang melakukan perjalanan secara bersamaan, sehingga kepadatan lalu lintas dapat dikurangi.
Selain WFA, pemerintah juga berencana memberikan diskon tol. Kerjasama dengan Jasa Marga dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dilakukan untuk memastikan diskon ini berjalan efektif dan dapat diakses oleh masyarakat. Diskon tol diharapkan dapat meringankan beban biaya perjalanan bagi pemudik.
Survei juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden berencana memanfaatkan cuti bersama untuk mudik. Hal ini menunjukkan tingginya potensi pergerakan masyarakat selama periode tersebut. Oleh karena itu, antisipasi dan koordinasi antar kementerian sangat penting untuk memastikan kelancaran arus balik.
Koordinasi Antar Kementerian dan Lembaga
Koordinasi antar kementerian dan lembaga menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola arus balik Lebaran. Kementerian Perhubungan aktif berkoordinasi dengan Kementerian PUPR dan Jasa Marga untuk memastikan kelancaran infrastruktur dan aksesibilitas bagi pemudik. Kerjasama ini mencakup perbaikan jalan, peningkatan kapasitas jalan tol, dan pengaturan lalu lintas.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan kepolisian untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama perjalanan mudik dan balik. Petugas akan ditempatkan di titik-titik rawan kemacetan untuk mengurai kepadatan dan memberikan bantuan kepada pemudik yang membutuhkan.
Harapannya, dengan berbagai upaya yang dilakukan, termasuk penerapan kebijakan WFA dan pemberian diskon tol, arus balik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan aman. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat selama periode mudik dan balik.
Upaya Mengurangi Kepadatan Arus Balik
- Penerapan kebijakan WFA
- Pemberian diskon tol
- Koordinasi antar kementerian dan lembaga
- Peningkatan kapasitas infrastruktur jalan
- Pengaturan lalu lintas dan penempatan petugas di titik rawan
Menteri Perhubungan berharap, "Dengan implementasi WFA, pergerakan pemudik selama arus balik Lebaran 2025 akan relatif sama dengan arus balik pada 2023 dan 2024." Ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam mengurangi kepadatan arus balik melalui berbagai strategi yang telah disiapkan.