Meriahnya Tradisi Ngapungkeun Balon di Garut: Silaturahmi dan Hiburan Lebaran
Warga Garut merayakan Lebaran dengan tradisi unik Ngapungkeun Balon, menerbangkan balon udara raksasa sebagai simbol silaturahmi dan hiburan.

Tradisi unik Ngapungkeun Balon kembali memeriahkan Hari Raya Lebaran di Kampung Panawuan, Garut, Jawa Barat. Pada Senin, 31 Maret 2024, ratusan warga berkumpul menyaksikan penerbangan balon udara raksasa yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di kampung tersebut. Acara ini melibatkan warga dari berbagai kalangan usia, menunjukkan betapa pentingnya tradisi ini bagi masyarakat setempat.
Menurut Dwi Azhar Ramdhani, perwakilan penyelenggara tradisi Ngapungkeun Balon, kegiatan ini telah berlangsung selama beberapa dekade. "Tradisi 'ngapungkeun' (menerbangkan) balon selalu digelar masyarakat Panawuan setiap tahun, di hari pertama Lebaran," ungkap Dwi. Penerbangan balon tidak hanya dipusatkan di satu titik, melainkan tersebar di lima lokasi berbeda di Kampung Panawuan, menunjukkan antusiasme warga yang tinggi dalam menjaga kelangsungan tradisi ini.
Lebih dari sekedar hiburan, Ngapungkeun Balon menjadi ajang silaturahmi bagi warga Panawuan. Setelah melaksanakan Shalat Idul Fitri, warga berkumpul di lapangan untuk menyaksikan momen menegangkan sekaligus menggembirakan ketika balon-balon besar tersebut mulai terbang. Suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan sangat terasa di tengah masyarakat.
Balon Raksasa dari Kertas Minyak
Balon-balon yang diterbangkan memiliki ukuran yang cukup besar, dengan diameter sekitar 10 meter dan tinggi sekitar 6 meter. Pembuatannya melibatkan seluruh warga secara gotong royong. "Satu balon kurang lebih dua malam pengerjaannya, dikerjakan sama-sama, dari uang iuran warga," jelas Dwi. Bahan yang digunakan adalah kertas minyak dan lem aci, menunjukkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
Proses pembuatan yang melibatkan seluruh warga ini semakin mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan. Setelah dua hari bekerja sama, hasilnya adalah balon-balon megah yang siap diterbangkan dengan memanfaatkan tenaga angin dan tungku api yang dipasang di bawahnya. Proses penerbangan ini juga menjadi tontonan yang menarik bagi warga.
Tradisi yang telah berlangsung sejak tahun 1980 ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan persatuan warga Panawuan. Momen penerbangan balon menjadi puncak perayaan Lebaran, menandai kebahagiaan dan harapan di tahun yang baru.
Antusiasme Warga yang Tinggi
Antusiasme warga terhadap tradisi Ngapungkeun Balon sangat tinggi. Zahira, salah seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa acara ini selalu dinantikan setiap tahunnya. "Acaranya menarik sekali, ini setiap tahun dilaksanakan, pokoknya siapa saja wajib datang ke sini," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Ngapungkeun Balon telah menjadi bagian integral dari budaya dan identitas masyarakat Kampung Panawuan.
Kehadiran tradisi ini juga menarik perhatian warga dari luar kampung. Momen penerbangan balon menjadi atraksi yang unik dan menghibur, sekaligus menjadi ajang silaturahmi bagi warga yang merayakan Lebaran di kampung halaman. Tradisi ini berhasil menyatukan warga, baik yang menetap di Panawuan maupun yang pulang kampung.
Ngapungkeun Balon bukan hanya sekadar tradisi menerbangkan balon, tetapi juga sebuah perwujudan dari semangat kebersamaan, gotong royong, dan pelestarian budaya lokal. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.
Dengan keberhasilan penyelenggaraan tradisi Ngapungkeun Balon tahun ini, kita dapat melihat bagaimana sebuah tradisi sederhana mampu menjadi perekat persatuan dan kebersamaan dalam masyarakat. Tradisi ini juga menjadi bukti betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia.