MRPB Desak Pemda Papua Barat Sediakan Beasiswa Dokter: Solusi Jangka Panjang Atasi Kekurangan Tenaga Medis
Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) mendesak pemerintah daerah untuk menyediakan beasiswa pendidikan kedokteran bagi anak muda Papua Barat guna mengatasi kekurangan dokter spesialis di daerah tersebut.

Manokwari, 12 Mei 2024 - Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) meluncurkan seruan penting terkait krisis tenaga medis di Provinsi Papua Barat. Mereka mendesak pemerintah daerah untuk segera mengalokasikan anggaran dan kuota beasiswa pendidikan kedokteran bagi putra-putri asli Papua. Langkah ini dinilai sebagai solusi jangka panjang yang efektif untuk mengatasi permasalahan kekurangan dokter, khususnya dokter spesialis, yang hingga kini masih menjadi tantangan besar bagi pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.
Ketua MRPB, Judson Ferdinandus Waprak, dalam pernyataan resmi di Manokwari, Senin lalu, menekankan urgensi program beasiswa ini. "Supaya ke depannya Papua Barat tidak lagi bergantung dengan dokter kontrak," tegasnya. Beliau menjelaskan bahwa ketergantungan pada dokter kontrak tidak hanya mahal, tetapi juga tidak efisien dalam jangka panjang. Program beasiswa ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga medis yang berkompeten dan berdedikasi untuk mengabdi di tanah kelahirannya.
Mekanisme pemberian beasiswa ini, menurut Waprak, harus dirancang dengan cermat dan adil. Program ini harus dapat menjangkau anak-anak asli Papua dari seluruh tujuh kabupaten di Papua Barat. Hal ini penting untuk memastikan pemerataan akses pendidikan dan kesempatan bagi seluruh masyarakat Papua Barat. Selain itu, penerima beasiswa akan diikat dengan kewajiban untuk mengabdi di Papua Barat setelah menyelesaikan pendidikannya, dengan jangka waktu yang telah disepakati.
Solusi Jangka Panjang Atasi Kekurangan Dokter Spesialis
Waprak juga menyoroti kondisi sejumlah rumah sakit di Papua Barat yang telah dilengkapi dengan fasilitas memadai, namun kekurangan dokter spesialis. Kondisi ini memaksa pemerintah daerah untuk terus mengandalkan dokter spesialis kontrak dari luar Papua Barat, yang tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar. "Fasilitas rumah sakit sudah bagus, hanya tenaga dokter spesialis kurang. Kalau kontrak terus ya tentu habiskan banyak uang dan tidak efisien," ujarnya.
Lebih lanjut, Waprak menekankan pentingnya komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan memelihara fasilitas rumah sakit yang telah dibangun dengan anggaran yang besar. Hal ini mencakup perhatian terhadap kebersihan lingkungan rumah sakit dan alokasi anggaran pemeliharaan secara berkala. "Rumah sakit yang dibangun dengan anggaran besar dan peralatan canggih, harus didukung oleh lingkungan yang bersih dan tenaga medis yang cukup," tambahnya. Dengan demikian, kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat terjamin.
Waprak juga mengajak seluruh masyarakat Papua Barat untuk turut serta menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit agar fasilitas tersebut dapat terpelihara dengan baik. Partisipasi aktif masyarakat sangat penting untuk mendukung keberhasilan program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Papua Barat.
Jumlah Dokter di Papua Barat dan Distribusi
Berdasarkan data Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Papua Barat 2025-2029, terdapat 237 dokter yang bertugas di 12 rumah sakit umum daerah dan satu rumah sakit swasta di Papua Barat. Distribusi dokter tersebut tidak merata. Kabupaten Manokwari memiliki jumlah dokter terbanyak dengan 38 orang, diikuti Teluk Bintuni (28), Kaimana (19), Fakfak (16), Teluk Wondama (14), Pegunungan Arfak (9), dan Manokwari Selatan (6). Data ini menunjukkan adanya disparitas jumlah dokter di berbagai kabupaten, yang semakin menggarisbawahi kebutuhan akan program beasiswa yang komprehensif dan merata.
Program beasiswa ini diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan jumlah dokter di Papua Barat, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dengan tersedianya tenaga medis yang cukup dan berkompeten, masyarakat Papua Barat dapat mengakses pelayanan kesehatan yang lebih baik dan berkualitas.
Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen bersama dari pemerintah daerah, masyarakat, dan para penerima beasiswa. Semua pihak harus bahu-membahu untuk mewujudkan visi Papua Barat yang sehat dan sejahtera.
Dengan adanya program beasiswa ini, diharapkan masalah kekurangan dokter di Papua Barat dapat teratasi secara bertahap dan berkelanjutan. Ini merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Papua Barat.