MTQ Internasional: Perdamaian Dunia Lewat Al-Quran, Kemanusiaan, dan Lingkungan
Indonesia sukses menggelar MTQ Internasional ke-IV, menampilkan keindahan Al-Quran, menekankan nilai kemanusiaan dan pelestarian lingkungan, serta memperkuat citra Indonesia di dunia.
![MTQ Internasional: Perdamaian Dunia Lewat Al-Quran, Kemanusiaan, dan Lingkungan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230217.104-mtq-internasional-perdamaian-dunia-lewat-al-quran-kemanusiaan-dan-lingkungan-1.jpg)
Indonesia kembali menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional, ajang bergengsi yang mempertemukan para penghafal dan pembaca Al-Quran dari berbagai negara. Setelah sebelumnya sukses pada 2003, 2013, dan 2015, MTQ Internasional ke-IV ini, dengan tema 'Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony', menarik perhatian dunia dan memperlihatkan wajah Indonesia yang toleran dan harmonis.
Setelah melalui proses seleksi ketat di masing-masing negara, 60 peserta dari 38 negara turut serta dalam perhelatan akbar ini. Para peserta berasal dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, negara-negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika. Dua cabang lomba dipertandingkan: Tilawatil Quran (seni membaca Al-Quran) dan Tahfidz Quran (menghafal Al-Quran).
MTQ bukan sekadar perlombaan, melainkan manifestasi cinta umat Islam terhadap Al-Quran dan wujud nyata komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan serta pelestarian lingkungan. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, menegaskan hal ini, menekankan relevansi Al-Quran yang tetap abadi sepanjang zaman, bahkan di era digital saat ini.
Kemanusiaan: Nilai-nilai Luhur dalam Al-Quran
Al-Quran mengajarkan keadilan dan kesetaraan. MTQ Internasional mewujudkan hal ini dengan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta, tanpa memandang latar belakang. Keberagaman peserta dari berbagai negara menunjukkan keberagaman wajah Islam, sekaligus penghormatan terhadap perbedaan dan keragaman.
Terlebih lagi, di Indonesia, MTQ telah menjadi simbol persatuan, bahkan melibatkan berbagai kalangan di luar umat Islam. Contohnya, paduan suara dari berbagai agama pernah turut serta memeriahkan acara ini, menunjukkan komitmen MTQ dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.
Lingkungan: Amanah Allah yang Harus Dijaga
Al-Quran menekankan pentingnya menjaga lingkungan. MTQ berperan dalam meningkatkan kesadaran ekologis. Surat Ar-Rum ayat 41, misalnya, mengingatkan kita tentang dampak kerusakan lingkungan akibat ulah manusia. MTQ menjadi sarana edukasi untuk memahami tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.
Tema MTQ Internasional ini juga sekaligus membantah anggapan keliru bahwa kitab suci agama Ibrahim-ik adalah penyebab kerusakan lingkungan. Pemahaman Al-Quran harus komprehensif, bukan sepotong-sepotong. Meskipun manusia ditunjuk sebagai khalifah dan alam ditundukkan untuknya, bukan berarti eksploitasi alam dibenarkan, seperti yang ditegaskan dalam Surat Ar-Rum ayat 41.
Sistematis dan Berprestasi: MTQ di Indonesia
Indonesia memiliki sistem penyelenggaraan MTQ yang sistematis, mulai dari tingkat lokal hingga internasional. Hal ini telah membuahkan prestasi internasional bagi para qari dan qariah Indonesia yang dihormati di berbagai negara, bahkan sering diundang untuk mengisi ceramah dan mengurus masjid di luar negeri.
MTQ di Indonesia telah rutin digelar sejak 1970 dan menjadi acara besar yang ditunggu-tunggu. Sistem perhakiman MTQ Indonesia, yang menilai tidak hanya teknik membaca tetapi juga penghayatan (tadabbur), menjadi rujukan bagi beberapa negara seperti Irak, Iran, dan Malaysia.
Sebagai kesimpulan, MTQ Internasional bukan hanya perlombaan, tetapi juga perwujudan kecintaan pada Al-Quran, penguatan nilai-nilai kemanusiaan, dan komitmen untuk menjaga lingkungan. Indonesia, sebagai tuan rumah, berhasil menampilkan perhelatan akbar ini dengan baik, sekaligus memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia.