MUI Tekankan 5 Aspek Kunci Wujudkan Generasi Emas 2045
Ketua MUI, Asrorun Niam Sholeh, menekankan lima aspek penting dalam membentuk generasi emas Indonesia di 2045, meliputi pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, partisipasi sosial, dan kesetaraan gender.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh, baru-baru ini menyoroti lima aspek krusial dalam membangun generasi emas Indonesia menuju tahun 2045. Pernyataan penting ini disampaikan di ANTARA Heritage Center, Jakarta, pada Rabu, 5 Juli 2024.
Lima Pilar Generasi Emas Indonesia
Niam, yang juga menjabat sebagai Deputi Pengembangan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menyatakan bahwa pembentukan generasi emas tak lepas dari fondasi yang kuat di berbagai sektor. Lima pilar tersebut saling berkaitan dan berperan vital dalam menciptakan generasi muda yang produktif dan berdaya saing.
Pendidikan Berkualitas dan Inklusif
Aspek pertama yang ditekankan adalah pendidikan. Niam menegaskan pentingnya akses pendidikan yang merata, inklusif, dan berkualitas tinggi bagi seluruh anak muda Indonesia. "Memastikan anak-anak muda memperoleh akses pendidikan yang merata, inklusif, dan juga berkualitas," katanya. Pendidikan yang baik, menurutnya, menjadi kunci utama dalam menciptakan generasi yang berpendidikan dan siap memimpin di masa depan.
Kesehatan Jasmani dan Rohani
Selanjutnya, kesehatan menjadi fokus utama. Niam menekankan pentingnya memastikan anak-anak, khususnya yang termasuk dalam bonus demografi, tumbuh dalam kondisi sehat secara fisik, mental, dan spiritual. "Memastikan anak-anak yang lahir sebagai bonus demografi di dalam kondisi bugar, kondisi sehat, fisik, mental, dan juga spiritual," ujarnya. Kesehatan yang baik, menurut Niam, menjadi benteng utama dalam mencegah perilaku destruktif yang dapat menghambat perkembangan anak.
Ia juga menyoroti pentingnya upaya preventif, seperti menurunkan prevalensi perokok remaja dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat. "Kemudian menurunkan angka kesakitan pemuda karena malas gerak, kemudian malas menjaga diri, generasi rebahan dan lain sebagainya. Itu harus dicegah, dibangun kesadaran terkait dengan kebugaran dan juga kesehatan baik fisik, mental maupun spiritualnya," tambahnya.
Lapangan Kerja dan Partisipasi Sosial
Aspek ketiga yang tak kalah penting adalah penyediaan lapangan pekerjaan dan peningkatan partisipasi sosial. Niam menekankan pentingnya membentuk generasi muda yang aktif dalam kehidupan sosial, bukan individu yang terisolasi. Hal ini akan mendorong rasa kebersamaan dan tanggung jawab sosial.
Kesetaraan Gender dan Tanpa Diskriminasi
Terakhir, Niam menyoroti pentingnya kesetaraan gender dan penghapusan diskriminasi. "Terakhir, tentu terkait dengan gender dan juga diskriminasi, bagaimana kesempatan ini merata tanpa diskriminasi," tutur Asrorun Niam Sholeh. Kesempatan yang setara bagi semua, tanpa memandang gender atau latar belakang, menjadi kunci dalam menciptakan generasi yang adil dan berkeadilan.
Kesimpulan
Kelima aspek yang diuraikan oleh Ketua MUI ini memberikan gambaran komprehensif tentang bagaimana Indonesia dapat membangun generasi emas yang berkualitas. Komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta, sangat diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.