Nelayan Selamat dari Tenggelam di Labuan Bajo Akibat Cuaca Ekstrem
Seorang nelayan di Labuan Bajo, NTT, berhasil dievakuasi setelah tenggelam akibat cuaca buruk pada 30 Januari 2025, namun berhasil diselamatkan oleh tim gabungan SAR.
Seorang nelayan selamat dari insiden tenggelam di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kejadian ini terjadi pada Kamis, 30 Januari 2025, sekitar pukul 15.00 WITA, saat nelayan tersebut melaut menggunakan perahu ketinting.
Korban Selamat Berkat Tim Tanggap Darurat
Nelayan bernama Haji Ambo Sadike, warga Kampung Gorontalo, Labuan Bajo, mengalami kecelakaan laut dikarenakan cuaca ekstrem di perairan belakang Hotel Luwansa. Beruntung, tim tanggap darurat yang terdiri dari KSOP Labuan Bajo, Basarnas, Lanal Labuan Bajo, Polairud Polres Manggarai Barat, Korpolairud Baharkam Polri, dan Ditpolairud Polda NTT, langsung sigap menuju lokasi kejadian setelah menerima laporan. Mereka berhasil mengevakuasi Haji Ambo Sadike dalam keadaan selamat.
Cuaca Ekstrem sebagai Penyebab Utama
Kepala KSOP Kelas II Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem menjadi penyebab utama kecelakaan laut tersebut. Haji Ambo Sadike ditemukan terapung di lokasi kejadian. Setelah evakuasi, kondisi kesehatannya diperiksa di Kantor Loka Kekarantinaan (LKK) Labuan Bajo dan dinyatakan sehat. Perahu ketinting yang digunakannya kemudian ditarik ke Pantai Pede untuk menghindari gangguan lalu lintas perairan.
Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem
Stephanus mengimbau masyarakat, khususnya nelayan dan pelaku wisata di Labuan Bajo, untuk selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Peringatan dini dari BMKG dan Notice to Mariners (NtM) dari KSOP telah dikeluarkan. Penting bagi mereka untuk memperhatikan kondisi cuaca, gelombang tinggi, dan angin kencang, terutama sebelum dan selama hujan.
Prakiraan Cuaca Ekstrem BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi cuaca ekstrem di Kabupaten Manggarai Barat selama enam hari, mulai 29 Januari hingga 3 Februari 2025. Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi dampak cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, dan kerusakan bangunan. Imbauan ini merujuk pada siaran pers Stasiun Meteorologi Eltari Kupang nomor: e.B/ME.02.04/004/KKOEI/2025.
Wilayah Terdampak Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang di beberapa kecamatan, antara lain Komodo, Boleng, Mbeliling, Sano Nggoang, Macang Pacar, Pacar, Welak, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus Barat, Kuwus, dan Ndoso. Nelayan, pelaku wisata, dan pengguna transportasi laut diimbau untuk berhati-hati, terutama saat hujan dan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang dan arus permukaan.
Kesimpulan
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Peringatan dini dan langkah antisipasi sangat krusial untuk mencegah kejadian serupa dan melindungi keselamatan jiwa.