10 Penumpang Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo Dievakuasi Tim SAR
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi 10 penumpang kapal wisata, 7 WNA dan 3 WNI, yang tenggelam di perairan Pulau Kelor, Labuan Bajo akibat cuaca buruk.

Pada Sabtu, 22 Maret 2024, sebuah peristiwa menegangkan terjadi di perairan Pulau Kelor, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebuah kapal wisata bernama Raja Bintang 02 tenggelam akibat cuaca buruk yang menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi. Sebanyak 10 penumpang, terdiri dari 7 Warga Negara Asing (WNA) dan 3 Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk kapten dan kru kapal, berhasil dievakuasi oleh Tim SAR gabungan. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 01.00 WITA, setelah kapal tersebut berangkat dari Labuan Bajo untuk berwisata ke beberapa pulau dan berencana bermalam di Pulau Kelor.
Kepala Kantor Basarnas Maumere, Fathur Rahman, menjelaskan kronologi kejadian. Kapal Raja Bintang 02 yang tengah berlayar mengalami kendala akibat cuaca buruk. Angin kencang dan gelombang tinggi menyebabkan jangkar kapal terlepas dan terbawa ke arah daratan Kampung Menjaga di Pulau Kelor. Akibatnya, kapal kandas dan terguling. Beruntung, para kru kapal dengan sigap meminta bantuan kepada Tim SAR gabungan.
Kecepatan respon Tim SAR patut diapresiasi. Tim SAR gabungan langsung dikerahkan menuju lokasi kejadian menggunakan RIB Pos SAR Manggarai Barat. Sesampainya di lokasi, kapal ditemukan terbalik dan kandas. Namun, sebelum Tim SAR tiba, kapal nelayan yang kebetulan berada di lokasi kejadian telah lebih dulu mengevakuasi seluruh penumpang ke kapal pinisi bernama Sipakatau.
Evakuasi Penumpang dan Penanganan Pasca Kecelakaan
Setelah seluruh penumpang berhasil dievakuasi ke kapal pinisi Sipakatau, RIB Pos SAR Manggarai Barat kemudian membawa seluruh penumpang menuju Labuan Bajo. Proses evakuasi berjalan lancar dan semua penumpang berhasil tiba di Pelabuhan Marina Labuan Bajo pada pukul 02.30 WITA. "Seluruh penumpang dalam keadaan selamat dan selanjutnya kembali ke penginapan masing-masing," kata Fathur Rahman.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap kondisi cuaca saat melakukan kegiatan wisata bahari. Pihak berwenang perlu meningkatkan sistem peringatan dini dan edukasi kepada para wisatawan dan operator kapal wisata mengenai pentingnya keselamatan dan antisipasi terhadap cuaca buruk. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk selalu memprioritaskan keselamatan.
Peristiwa ini juga menunjukkan koordinasi yang baik antar berbagai pihak, termasuk Tim SAR, nelayan setempat, dan operator kapal pinisi Sipakatau, dalam proses evakuasi. Kerja sama yang cepat dan efisien ini sangat krusial dalam menyelamatkan nyawa para penumpang.
Detail Kronologi dan Penanganan
- Waktu Keberangkatan: Pukul 01.00 WITA
- Lokasi Kejadian: Perairan Pulau Kelor, Labuan Bajo, NTT
- Penyebab Kejadian: Cuaca buruk (angin kencang dan gelombang tinggi)
- Jumlah Penumpang: 10 orang (7 WNA, 3 WNI)
- Nama Kapal: Raja Bintang 02
- Alat Evakuasi: RIB Pos SAR Manggarai Barat dan Kapal Pinisi Sipakatau
- Waktu Tiba di Pelabuhan: Pukul 02.30 WITA
- Kondisi Penumpang: Selamat
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya selalu waspada terhadap kondisi cuaca dan memperhatikan keselamatan saat beraktivitas di laut. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali dan seluruh pihak terkait dapat terus meningkatkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana maritim.