Kecelakaan Laut Nunukan: Empat Tewas, Empat Lainnya Hilang
Kecelakaan kapal cepat di Perairan Sungai Ular, Nunukan, Kalimantan Utara, Rabu (29/1) menyebabkan empat orang meninggal, empat lainnya hilang dan delapan selamat; operasi pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.
Kecelakaan laut di Perairan Sungai Ular, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, telah merenggut empat nyawa. Peristiwa nahas ini terjadi pada Rabu (29/1), sekitar pukul 12.30 WITA, ketika sebuah kapal cepat yang berlayar dari Tanjung Batu menuju Sebakis terbalik akibat hantaman gelombang.
Kasi Operasional dan Kesiapsiagaan Basarnas Tarakan, Deden Hariana, membenarkan kejadian tersebut. "Telah terjadi kecelakaan kapal speed terbalik dengan rute Tanjung Batu menuju Sebakis di Perairan Sungai Ular Kabupaten Nunukan Kaltara pada koordinat 4°6'27.94' N 117°29'27.57' E," ujar Deden.
Informasi awal kecelakaan diterima Pos SAR Nunukan sekitar pukul 15.10 WITA dari Danil, petugas Dinas Perhubungan Yamaker. Kapal tersebut dilaporkan terhantam gelombang tinggi hingga menyebabkannya tenggelam. Dari total penumpang, delapan orang berhasil selamat, empat orang meninggal dunia, sementara empat lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam pencarian.
Identitas para korban masih dalam proses pendataan oleh pihak berwenang. Proses evakuasi dan pencarian korban melibatkan satu Tim Rescue Pos SAR Nunukan yang berkoordinasi dengan potensi SAR lainnya di lapangan.
Tim SAR mengerahkan berbagai peralatan untuk mendukung operasi pencarian dan penyelamatan. Peralatan tersebut termasuk mobil D-Max, satu unit RIB 01 Pos SAR Nunukan, Aquaeye, satu set peralatan medis, dan peralatan komunikasi.
Kondisi cuaca di lokasi kejadian saat operasi berlangsung dilaporkan hujan ringan, dengan arah angin Barat Laut - Timur Laut dan kecepatan angin 3-15 Knot. Tinggi gelombang tercatat antara 0,1-1,25 meter.
Tim SAR gabungan terus berupaya keras untuk menemukan empat orang yang masih hilang. Semoga operasi pencarian dan penyelamatan ini membuahkan hasil yang positif dan para korban yang hilang segera ditemukan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan pelayaran, terutama di perairan yang rawan gelombang tinggi. Diharapkan, langkah-langkah pencegahan dan peningkatan keamanan pelayaran terus ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.