SAR Temukan Seluruh Korban Tabrakan Kapal di Perairan Tanjabtim
Tim SAR Gabungan berhasil menemukan tiga korban hilang akibat tabrakan kapal nelayan dan TB Trans 58 di perairan Tanjabtim, Jambi, setelah pencarian intensif selama beberapa hari.

Tragedi tabrakan kapal di perairan Kampung Laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, telah menemukan titik terang. Tim SAR Gabungan berhasil menemukan seluruh korban yang hilang setelah insiden yang terjadi pada Minggu, 2 Februari 2025, sekitar pukul 11.30 WIB. Kejadian nahas ini melibatkan sebuah kapal nelayan yang sedang menjaring ikan dengan Kapal TB Trans 58 rute Pekanbaru-Jambi. Insiden tersebut mengakibatkan tiga nelayan hilang dan dua lainnya selamat.
Proses pencarian yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Basarnas Jambi, Polairud Polda Jambi, TNI AL, dan nelayan setempat, akhirnya membuahkan hasil. Setelah pencarian intensif selama beberapa hari, seluruh korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Kepala Basarnas Jambi, Adah Sudarsa, dalam keterangan resminya menyatakan, "Hari ini dua korban terakhir yang berhasil kami temukan dalam keadaan meninggal dunia di perairan Tanjabtim, setelah kemarin satu korban meninggal dunia juga sudah ditemukan sehingga tiga korban hilang akibat tabrakan kapal itu sudah berhasil ditemukan tim gabungan."
Penemuan dua korban terakhir bermula dari laporan nelayan yang menemukan dua objek mencurigakan di perairan tersebut. Setelah diverifikasi, objek tersebut dikonfirmasi sebagai korban tabrakan kapal. Tim SAR Gabungan kemudian memperluas area pencarian hingga 322 Nm atau sekitar 555 KM. Upaya pencarian yang gigih ini akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya seluruh korban.
Korban Ditemukan Secara Bertahap
Pencarian yang dilakukan tim gabungan membuahkan hasil pada hari kedua pencarian. Korban pertama ditemukan pada hari Senin, 3 Februari 2025. Kemudian, pada Selasa, 4 Februari 2025, dua korban lainnya ditemukan. Juprianto (36) ditemukan sekitar pukul 07.25 WIB dalam keadaan meninggal dunia, kurang lebih 0,9 Nm dari lokasi kejadian. Selanjutnya, Lukman (22) ditemukan sekitar pukul 09.50 WIB dalam keadaan meninggal dunia pada jarak 0,8 Nm dari lokasi kejadian. Kedua korban langsung dievakuasi dan dibawa ke Pelabuhan Roro Kuala Tungkal.
Dengan ditemukannya Lukman, maka seluruh korban yang hilang telah ditemukan. Ketiga korban yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia adalah Juprianto (36), Rinal (23), dan Lukman (22). Sementara itu, dua nelayan lainnya, Jaka (24) dan Riski (20), berhasil selamat dalam peristiwa nahas tersebut. Setelah seluruh korban ditemukan, Tim SAR Gabungan resmi menutup operasi pencarian dan seluruh instansi yang terlibat kembali ke kesatuan masing-masing.
"Hari ini tim SAR Gabungan yang terdiri dari Rescue Unit Siaga SAR Tungkal, Polairud Polda Jambi, TNI AL, dan nelayan memperluas area pencarian hingga 322 Nm atau sekitar 555 KM dan pada pukul 07.25 WIB, nelayan menemukan objek yang diduga korban kecelakaan kapal di perairan Kampung Laut dan ternyata benar adalah para korban hilang tersebut," jelas Adah.
Kronologi Kejadian dan Identitas Korban
Insiden tabrakan kapal terjadi pada Minggu, 2 Februari 2025, pukul 11.30 WIB. Kapal nelayan yang sedang menggunakan trawl jaring dan berjumlah lima orang nelayan ditabrak oleh Kapal TB Trans 58. Dari lima nelayan tersebut, tiga orang dinyatakan hilang dan dua orang berhasil selamat. Korban yang selamat adalah Jaka (24) dari Rengat dan Riski (20) dari Tungkal. Sementara itu, korban yang meninggal dunia adalah Juprianto (36) dari Rengat, Riau; Rinal (23) dari Rengat, Riau; dan Lukman (22) dari Tungkal, Tanjabbar, Jambi.
Proses evakuasi korban dilakukan dengan cepat dan efisien oleh Tim SAR Gabungan. Korban yang ditemukan langsung dibawa ke Pelabuhan Roro Kuala Tungkal dan diserahkan kepada pihak ambulans untuk penanganan lebih lanjut. Keberhasilan Tim SAR Gabungan dalam menemukan seluruh korban ini patut diapresiasi, mengingat luasnya area pencarian dan kondisi perairan yang mungkin menantang.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait keselamatan pelayaran di perairan Indonesia. Pentingnya keselamatan dan kewaspadaan dalam berlayar harus selalu diutamakan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.