Nganggung: Tradisi Bangka Tengah yang Kaya Kearifan Lokal
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman, menekankan pentingnya melestarikan tradisi Nganggung sebagai kearifan lokal yang sarat nilai budaya dan berpotensi besar sebagai wisata budaya.
![Nganggung: Tradisi Bangka Tengah yang Kaya Kearifan Lokal](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/000019.542-nganggung-tradisi-bangka-tengah-yang-kaya-kearifan-lokal-1.jpg)
Koba, Bangka Tengah, 11 November 2023 - Tradisi Nganggung di Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, kembali menjadi sorotan. Bupati Algafry Rahman menyebutnya sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya. Lebih dari sekadar tradisi makan bersama, Nganggung merupakan cerminan kearifan lokal yang perlu dijaga kelestariannya.
Nganggung: Lebih dari Sekedar Makan Bersama
Kegiatan Nganggung, yang melibatkan warga membawa makanan dalam dulang dan tudung khas Bangka Belitung ke langgar, balai desa, mushala, atau masjid, adalah tradisi turun-temurun. Bupati Algafry Rahman, yang hadir dalam acara Nganggung 1.000 dulang di Desa Kretak Atas, Kecamatan Sungaiselan, menekankan nilai budaya dan kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. "Nganggung ini sudah menjadi tradisi, bahkan sarat dengan nilai budaya dan kearifan lokal," ujarnya.
Lebih dari sekadar makan bersama, Nganggung merupakan kesempatan warga untuk berbagi makanan dan mempererat tali silaturahmi. Aneka makanan dari rumah masing-masing dikumpulkan dan dinikmati bersama, menciptakan suasana kebersamaan dan kekeluargaan yang hangat. "Warga membawa aneka makanan dari rumah masing-masing dan kemudian makan bersama dengan saling bertukar menu makanan yang mereka bawa," jelas Bupati.
Momentum Kebersamaan dan Silaturahmi
Tradisi Nganggung biasanya diselenggarakan pada bulan-bulan tertentu atau hari besar keagamaan. Bulan Syaban, misalnya, sering diramaikan dengan kegiatan ruwah kubur yang kemudian dilanjutkan dengan Nganggung. Tradisi ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan menjelang Ramadhan, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Isra Miraj. Hal ini menunjukkan betapa integralnya Nganggung dengan kehidupan masyarakat Bangka Tengah.
Uniknya, tradisi Nganggung di Bangka Tengah tidak luntur tergerus zaman. Justru, menurut Bupati Algafry, tradisi ini semakin semarak dan inovatif. "Bahkan nganggung ini sangat berpotensi menjadi agenda wisata budaya, karena dalam beberapa tahun ini sudah dikemas dengan sangat baik," tambahnya. Potensi wisata budaya ini membuka peluang bagi pengembangan ekonomi lokal dan promosi pariwisata Bangka Tengah.
Peluang Pengembangan Wisata Budaya
Bupati Algafry Rahman berharap tradisi Nganggung tetap lestari. Ia melihat tradisi ini memiliki banyak nilai positif, tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi dan simbol kebersamaan masyarakat. "Hampir semua desa di Bangka Tengah menjalankan tradisi nganggung dan mereka sangat bersuka cita dalam menggelar kegiatan tersebut," kata Bupati.
Dengan semakin banyaknya desa yang aktif melestarikan tradisi Nganggung, potensi pengembangannya sebagai wisata budaya semakin besar. Pemerintah daerah dapat mendukung upaya pelestarian dan pengembangannya dengan berbagai program, seperti pelatihan pengelolaan wisata budaya, peningkatan infrastruktur pendukung, dan promosi yang lebih gencar. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.
Kesimpulan
Tradisi Nganggung di Bangka Tengah merupakan contoh nyata bagaimana kearifan lokal dapat tetap hidup dan berkembang di tengah modernisasi. Dengan nilai-nilai kebersamaan, silaturahmi, dan potensi sebagai wisata budaya, tradisi ini patut dilestarikan dan dipromosikan sebagai bagian penting dari identitas budaya Bangka Belitung.