OJK Waspada, Lonjakan Pembiayaan Digital Jelang Lebaran Potensial Tingkatkan Kredit Macet
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengantisipasi peningkatan pembiayaan digital seperti Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman daring menjelang Idul Fitri, berharap agar tingkat pembiayaan bermasalah tetap terjaga.

Jakarta, 9 Maret 2025 - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan keprihatinannya terhadap potensi peningkatan pembiayaan bermasalah. Hal ini disebabkan proyeksi pertumbuhan signifikan pada layanan Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman daring (pinjol). OJK berharap agar tren positif kinerja kedua sektor ini tidak diiringi lonjakan kredit macet.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengungkapkan kekhawatirannya. "Tentu saja kami harapkan (penyaluran pembiayaan) akan lebih terkendali agar tidak menimbulkan peningkatan non-performing financing ke depannya," ujarnya di Jakarta, Minggu.
Meskipun saat ini tingkat pembiayaan bermasalah masih terjaga, OJK tetap waspada. Pertumbuhan pesat sektor fintech lending dan BNPL, yang diprediksi akan semakin meningkat menjelang Lebaran, membutuhkan pengawasan ketat untuk mencegah potensi peningkatan kredit macet.
Tingkat Pembiayaan Bermasalah Tetap Terkendali
Data yang dirilis OJK menunjukkan tingkat risiko kredit macet agregat (TWP90) industri fintech lending terjaga stabil. Pada Januari 2025, angka tersebut berada di posisi 2,52 persen, sedikit membaik dari 2,60 persen pada Desember 2024. Sementara itu, NPF gross industri BNPL tercatat sebesar 3,37 persen pada bulan yang sama.
Agusman mengingatkan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam menggunakan layanan digital ini. Kemudahan akses berbelanja online melalui e-commerce harus diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang bijak. "Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa demand (permintaan terhadap layanan paylater dan pinjaman daring) masih tinggi di tengah masyarakat. Karena itu, perlu sekali kehati-hatian," tegasnya.
Ia menekankan pentingnya pengelolaan pinjaman yang bertanggung jawab untuk menghindari gagal bayar dan potensi peningkatan pembiayaan macet. Penggunaan layanan BNPL dan pinjol harus dilakukan dengan perencanaan matang dan sesuai kemampuan finansial masing-masing individu.
Proyeksi Peningkatan Pembiayaan Jelang Idul Fitri
OJK memproyeksikan peningkatan pembiayaan BNPL dan pinjaman daring menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah. Prediksi ini didasarkan pada tren peningkatan yang signifikan pada periode Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu.
Pada April 2024, outstanding pembiayaan BNPL meningkat tajam sebesar 31,45 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), naik dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 23,90 persen yoy. Tren serupa juga terlihat pada industri pinjaman daring, yang mengalami peningkatan sebesar 24,16 persen yoy pada April 2024, lebih tinggi dari 21,85 persen yoy pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan data historis tersebut, OJK memperkirakan peningkatan serupa akan terjadi pada Idul Fitri tahun ini. Hal ini menjadi perhatian serius bagi OJK untuk memastikan stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga.
"Bercermin dari data tersebut dan melihat kenyataan sekarang, diperkirakan untuk Lebaran tahun ini pembiayaan oleh BNPL dan pindar juga akan meningkat," pungkas Agusman.
Oleh karena itu, OJK mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan layanan keuangan digital dan selalu memprioritaskan pengelolaan keuangan yang sehat dan bertanggung jawab.