Oknum Guru di Jayapura Perkosa Siswi SMP, Polresta Ungkap Kasus Kedua
Polresta Jayapura Kota mengungkap kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur yang dilakukan oleh seorang oknum guru di Koya, Kota Jayapura, Papua, menambah daftar kasus serupa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Polresta Jayapura Kota kembali menangani kasus kejahatan seksual terhadap anak di bawah umur. Kali ini, korbannya adalah seorang siswi SMP berusia 13 tahun yang diperkosa oleh oknum guru, FB (35), di Koya, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua. Kasus ini terungkap pada awal Februari 2025.
Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Victor Mackbon, menjelaskan kronologi kejadian. Awalnya, pada Agustus 2023, tersangka FB memanggil korban ke rumahnya dengan dalih memberikan buku. Namun, di dalam rumah, FB malah mengajak korban masuk ke kamarnya, sementara anak FB yang masih balita dialihkan perhatiannya dengan handphone.
Perbuatan keji oknum guru ini berlanjut hingga Desember 2024. Kasus ini terungkap setelah ibu korban menyadari kondisi putrinya yang tengah hamil. Polisi langsung bergerak cepat setelah menerima laporan tersebut.
Atas perbuatannya, FB dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Kasus ini menjadi kasus kedua yang ditangani Polresta Jayapura Kota pada tahun 2025 terkait kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.
Sebelumnya, pada November 2024 hingga Januari 2025, telah terjadi kasus serupa di Hamadi Pontong, Distrik Jayapura Selatan. Seorang tetangga korban, berinisial AM, melakukan pelecehan seksual terhadap dua anak perempuan berusia 8 dan 6 tahun (Mw dan Pt).
Baik FB maupun AM kini telah ditahan di Polresta Jayapura Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus-kasus kekerasan seksual terhadap anak dan memberikan perlindungan hukum kepada para korban. Kasus ini kembali menyoroti pentingnya perlindungan anak dan pengawasan ketat terhadap lingkungan pendidikan.
Pentingnya edukasi dan langkah preventif untuk melindungi anak dari kekerasan seksual terus menjadi fokus utama. Aparat kepolisian mengimbau masyarakat untuk aktif melaporkan setiap kasus serupa agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat.