Operasi Patuh Semeru di Ponorogo: 8.924 Pelanggaran Lalu Lintas Terjaring, Pelajar Jadi Mayoritas Pelaku
Polres Ponorogo mencatat 8.924 pelanggaran selama Operasi Patuh Semeru 2025. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya, dengan pelajar mendominasi jenis pelanggaran.

Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor (Polres) Ponorogo, Jawa Timur, mencatat total 8.924 pelanggaran lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025. Operasi ini berlangsung selama dua pekan, terhitung sejak tanggal 14 hingga 27 Juli 2025, dengan fokus pada penegakan disiplin berlalu lintas di wilayah hukum Ponorogo.
Angka pelanggaran tersebut menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan dengan periode operasi yang sama pada tahun sebelumnya. Dari ribuan kasus yang tercatat, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ponorogo, AKP Bayu Pratama Sudirno, mengungkapkan bahwa sebagian besar pelanggaran didominasi oleh kalangan pelajar.
Penindakan yang dilakukan selama operasi ini meliputi pemberian teguran dan sanksi tilang. Polisi mengedepankan penindakan terhadap pelanggaran kasat mata yang sering terjadi, seperti berkendara tanpa Surat Izin Mengemudi (SIM), penggunaan kendaraan tanpa spion lengkap, serta pembonceng sepeda motor yang tidak mengenakan helm.
Peningkatan Signifikan Pelanggaran Lalu Lintas
Dalam rentang waktu Operasi Patuh Semeru 2025, Satlantas Polres Ponorogo memberikan teguran kepada 5.418 kasus pelanggaran dan mengenakan sanksi tilang pada 3.484 kasus. Total 8.924 pelanggaran ini mencerminkan peningkatan angka penindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dibandingkan dengan hasil operasi serupa di tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah pelanggaran yang terjaring ini mengindikasikan adanya upaya penegakan hukum yang lebih intensif dan fokus. Meskipun demikian, hal ini juga menunjukkan masih tingginya tingkat ketidakdisiplinan pengendara di jalan raya, khususnya di kalangan masyarakat Ponorogo.
Data yang terkumpul selama Operasi Patuh Semeru ini menjadi bahan evaluasi penting bagi pihak kepolisian. Hal ini bertujuan untuk merumuskan strategi penegakan dan edukasi lalu lintas yang lebih efektif di masa mendatang, demi menciptakan kondisi lalu lintas yang lebih aman dan tertib.
Pelajar Mendominasi Pelanggaran dan Fokus Penindakan
Salah satu temuan paling menonjol dari Operasi Patuh Semeru kali ini adalah dominasi pelajar dalam daftar pelanggar lalu lintas. AKP Bayu Pratama Sudirno secara spesifik menyoroti bahwa banyak pelajar yang kedapatan berboncengan motor, di mana pengendara sudah memakai helm, namun pembonceng tidak.
Jenis pelanggaran yang menjadi prioritas penindakan selama operasi ini adalah pelanggaran kasat mata yang berpotensi menyebabkan kecelakaan. Ini termasuk pengendara yang tidak memiliki SIM, kendaraan yang tidak dilengkapi spion sesuai standar, serta pelanggaran terkait penggunaan helm, baik oleh pengendara maupun pembonceng.
Fokus penindakan terhadap pelanggaran-pelanggaran dasar ini diharapkan dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas. Terutama yang melibatkan kelompok rentan seperti pelajar, yang seringkali kurang memperhatikan aspek keselamatan berkendara.
Transparansi dan Edukasi dalam Operasi Patuh Semeru
Polres Ponorogo menegaskan bahwa seluruh proses penindakan dalam Operasi Patuh Semeru dilakukan secara profesional dan transparan. Tidak ada praktik pungutan liar atau tindakan di luar prosedur yang diperbolehkan selama operasi berlangsung. Pengawasan ketat dilakukan oleh provost untuk memastikan tidak ada unsur transaksional di lapangan, sehingga integritas petugas tetap terjaga.
Selain melakukan penindakan, kegiatan edukasi juga menjadi bagian integral dari Operasi Patuh Semeru. Polisi aktif melakukan sosialisasi dan edukasi keselamatan berlalu lintas di berbagai sekolah, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat.
Upaya edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas sejak dini, khususnya di kalangan pelajar. Dengan demikian, diharapkan dapat terbentuk generasi pengendara yang lebih disiplin dan patuh terhadap aturan lalu lintas, mengurangi angka pelanggaran dan kecelakaan di masa depan.